Gerakan Bersama Melawan Resistensi Antimikroba

5 hours ago 3

TEMPO.CO, Singapura - The Center for Impact Investing and Practices (CIIP) dan Giving to Amplify Earth Action (GAEA) dari Forum Ekonomi Dunia, dengan dukungan Philantropy Asia Alliance (PAA) meluncurkan laporan Tindakan Terarah dan Pendanaan Pemberantasan Resistensi Antimikroba di Asia.

Resistensi antimikroba adalah kondisi di mana mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit kebal terhadap obat--antibiotik, antivirus, antifungal, antiparasit--yang sebelumnya efektif. Kondisi ini disebabkan penggunaan obat antimikroba yang berlebihan, minimnya akses ke air bersih dan sanitasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Laporan tersebut menyatakan besarnya ancaman resistensi antimikroba di Asia dan menjabarkan empat cara agar pendonor bisa memberikan manfaat besar. Laporan disusun berdasarkan 15 studi kasus mekanisme pendanaan dari 26 organisasi, termasuk korporasi, pendanaan filantropi, institusi publik, dan penyedia jasa.

Sering disebut sebagai pandemi senyap, resistensi antimikroba berdampak pada kematian 4,7 juta orang sepanjang 2021. Kondisi ini diperkirakan menjadi penyebab utama kematian pada 2050 sebanyak 8 juta jiwa dan melebihi korban kanker. Di luar soal kesehatan, resistensi antimikroba mengancam sistem pangan global karena mengurangi produksi hewan ternak dan mencemari perairan. "Resistensi antimikroba merupakan krisis besar yang dapat membuat dunia kedokteran mundur sekian dekade," kata Dawn Chan, direktur eksekutif CIIP di Singapura, Senin, 5 Mei 2025. 

Secara global, hampir satu dari lima kematian yang berkorelasi dengan resistensi antimikroba terjadi pada anak di bawah lima tahun dan dua dari tiga pada lansia di atas 65 tahun. Asia menjadi episentrum. Dari 4,71 juta kematian terkait resistensi antimikroba pada 2021, lebih dari separuhnya ada di benua ini. 

Peningkatan suhu dan cuaca ekstrem mendorong pertumbuhan bakteri dan penularan penyakit. Kondisi ini mengganggu layanan kesehatan dan imunisasi, terutama di daerah yang minim infrastruktur kesehatan dan sanitasi. Gangguan lain berupa peningkatan penggunaan obat antimikroba pada hewan ternak dan tanaman pangan yang juga berdampak pada pencemaran air. 

Chan mengatakan mereka telah mengidentifikasi masalah dan alternatif penanganannya. Namun, tidak ada satu organisasi pun yang bisa menangani masalah ini sendirian. Sehingga, dia melanjutkan, membutuhkan langkah filantropis dan pendanaan lintas batas dan sektor.

Gim Huay Neo, direktur pelaksana dan anggota dewan pelaksana Forum Ekonomi Dunia, mengatakan Perjanjian Davos tentang Resistensi Antimikroba yang diluncurkan pada Januari lalu berupaya mendorong filantropi publik dan privat berkolaborasi untuk mengurangi ancaman resistensi antimikroba secara global. Menurut dia, laporan yang diolah dari Perjanjian Davos itu menyorot intervensi berdampak besar di mana investasi dapat melindungi kesehatan dan kesejahteraan, mengurangi risiko penyakit dan kematian akibat resistensi antimikroba.

Laporan Tindakan Terarah dan Pendanaan Pemberantasan Resistensi Antimikroba di Asia menyarankan empat langkah intervensi. Tiga langkah pertama perlu dijalankan segera dan dalam frekuensi tinggi--ibarat berlari cepat--, sementara langkah ke empat berupa pembuatan obat dan vaksin membutuhkan waktu panjang seperti berlari maraton. 

Berikut penjelasan 4 langkah intervensi resistensi antimikroba yang bisa dilakukan.

1. Pendidikan

Meningkatkan pengetahuan untuk memperkuat kewaspadaan akan resistensi antimikroba di kalangan dokter, pasien, petani, dan peternak, menghindari penggunaan berlebih antimikroba, dan mencegah penyakit

2. Pencegahan

Memperkuat sistem dan layanan kesehatan dengan mendorong upaya preventif seperti kemampuan diagnosa, meningkatkan sanitasi, kebersihan air, dan kebiasaan mencuci tangan.

3. Pengawasan

Meningkatkan pengawasan regional, pengumpulan data dan menyebarkannya pada aktor-aktor lain, terutama di negara-negara berpendapatan rendah.

4. Pengobatan

Investasi pada penelitian dan pengembangan obat antimikroba baru.

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |