TEMPO.CO, Jakarta - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sudah menjadwalkan muktamar untuk memilih ketua umum partai itu pada periode berikutnya, tiga bulan mendatang. Saat ini tercatat sembilan nama masuk dalam bursa calon ketua umum partai politik berlambang ka’bah ini, baik dari kalangan internal maupun eksternal partai.
Juru bicara Dewan Pimpinan Pusat PPP Usman Muhammad mengatakan sembilan nama yang masuk dalam bursa calon ketua umum tersebut berasal dari internal dan eksternal partainya. Bursa calon ketua umum dari internal PPP antara lain Pelaksana Ketua Umum PPP Muhammad Mardiono, Ketua Majelis Pertimbangan PPP Muhammad Romahurmuzi, Sandiaga Salahuddin Uno, Amir Uskara, dan Taj Yasin Maimoen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selanjutnya, bursa calon ketua umum PPP dari kalangan eksternal antara lain Penasihat Khusus Presiden bidang Pertahanan Nasional dan mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal (Purnawirwan) Dudung Abdurrachman, Menteri Sosial Syaifullah Yusuf, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, dan mantan Menteri Perdagangan Agus Suparmanto.
Tempo sudah berusaha mengkonfirmasi ke sejumlah nama tersebut, namun mereka belum membalas pesan singkat yang dikirim ke mereka. Donnie Tokan, panggilan Usman Muhammad, mengatakan internal PPP menyambut baik sembilan nama yang masuk dalam bursa calon ketua umum partainya tersebut. Ia menyebut, kader PPP, baik di tingkat pengurus pusat maupun pengurus wilayah, menginginkan ketua umum baru yang bersedia melakukan kerja ekstra dan menjadi figur yang dapat diterima di seluruh kalangan, khususnya masyarakat.
"Kami juga menginginkan ketua umum yang terpilih nanti untuk mengembalikan PPP ke masa kejayaan, masuk kembali ke parlemen," kata Donnie, Rabu, 14 Mei 2025.
Karena itu, kata dia, kader partainya berharap calon ketua umum PPP tidak hanya memiliki modal sosial dan kapital, melainkan juga kepemimpinan yang mumpuni. "Kami berharap dari sembilan nama, baik yang terpilih atau tidak terpilih, tetap bergabung dan berjuang membesarkan PPP untuk merebut kembali kejayaan PPP di Pemilu 2029," ujar Donnie.
Hasil Pemilu 2024 membuat PPP tersingkir dari Senayan. Perolehan suara PPP di pemilu lalu tidak memenuhi ambang batas parlemen sebesar 4 persen. Partai ini hanya memperoleh suara secara nasional sebesar 3,87 persen.
PPP sempat melawan hasil pemilu itu dengan mengajukan sejumlah gugatan sengketa perselisihan hasil pemilu ke Mahkamah Konstitusi. Namun Mahkamah Konstritusi menolak sebagian besar gugatan tersebut.
Kondisi ini membuat PPP untuk pertama kalinya harus terdepak dari parlemen sejak berdiri pada 1973. Pada pemilu-pemilu sebelumnya, PPP selalu lolos ke Dewan Perwakilan Rakyat.