Bukan Cuma Buat Jajan, Ajarkan Anak Kalau Uang Juga Penting untuk Menabung

3 hours ago 4

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Keterampilan mengelola uang dinilai perlu dibangun sejak usia dini. Menabung menjadi salah satu kebiasaan sederhana yang paling efektif untuk memperkenalkan literasi finansial.

Pengenalan konsep finansial sejak masa kanak-kanak dianggap sebagai kunci utama agar anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang lebih bijak dan cermat dalam mengambil keputusan keuangan pada kemudian hari. Dalam konteks pendidikan anak usia dini, praktik pengenalan uang ini bahkan telah diintegrasikan ke dalam kegiatan sehari-hari.

Pendidik dari Rumah Main Cikal Lebak Bulus, Yofa Mameisca, mengatakan, di Cikal, pembiasaan menabung menjadi bagian tak terpisahkan dari kurikulum. Melalui pendekatan yang menyenangkan, yakni bermain sambil belajar, anak-anak diajak untuk memahami esensi uang, bukan sekadar alat tukar, tetapi juga memiliki fungsi penting sebagai sarana untuk menabung. Konsep ini dibangun secara bertahap, menyesuaikan dengan perkembangan kognitif anak.

Pada usia berapa anak sebaiknya mulai dikenalkan pada konsep uang dan menabung? Menurut Yofa, pengenalan awal dapat dilakukan sejak anak berusia dua tahun, meskipun pembelajaran yang lebih terstruktur dan mendalam idealnya dimulai saat anak menginjak usia 4 hingga 7 tahun. Rentang usia ini dianggap krusial karena merupakan periode di mana kemampuan berpikir logis dan pemahaman simbol pada anak mulai berkembang pesat.

Yofa merincikan tahapan pengenalan uang berdasarkan usia anak. "Pada usia 2–5 tahun, anak mulai memahami bahwa uang digunakan untuk membeli sesuatu dan bisa dikenalkan dengan konsep dasar seperti membeli, menjual, dan menukar," ujar Yofa dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, dikutip pada Selasa (14/10/2025).

Ia melanjutkan bahwa di fase berikutnya, yakni usia 5 hingga 7 tahun, pemahaman anak terhadap nilai uang sudah lebih konkret. "Di usia ini anak mulai dapat diajarkan tentang menabung, membedakan keinginan dan kebutuhan, serta membuat keputusan finansial kecil sehingga Kebiasaan keuangan jangka panjang mulai terbentuk,” ujar Yofa. Dengan demikian, fondasi kebiasaan keuangan yang akan dibawa hingga dewasa sudah mulai tertanam sejak usia prasekolah.

Lebih dari sekadar menumbuhkan kebiasaan menyimpan uang, menabung juga dinilai memberikan manfaat yang jauh lebih dalam bagi perkembangan karakter anak. Kebiasaan ini tidak hanya mengajarkan anak untuk bijak dalam menggunakan uang yang mereka miliki, tetapi juga menjadi sarana yang efektif untuk melatih keterampilan non-finansial penting lainnya. Anak diajarkan untuk belajar sabar, menetapkan tujuan, dan yang terpenting, memiliki kemampuan untuk berpikir jauh ke depan. Kebiasaan kecil ini, menurut Yofa, dapat menjadi bekal besar yang akan memengaruhi seluruh keputusan finansial mereka di masa depan.

Yofa mengatakan menabung merupakan keterampilan dasar yang esensial dalam literasi finansial. "Menabung adalah keterampilan dasar dalam literasi finansial yang bisa membantu anak belajar menunda kepuasan, menetapkan tujuan, dan merencanakan masa depan," kata Yofa.

Ia juga menyebut dampak dari kebiasaan yang ditanamkan sejak dini ini sangat signifikan. "Kebiasaan menabung sejak kecil dapat mendorong anak menjadi lebih cermat dalam mengambil keputusan finansial saat dewasa,” ujarnya.

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |