CANTIKA.COM, Jakarta - Penurunan berat badan cepat memang menggoda, apalagi ketika tuntutan penampilan di dunia hiburan begitu tinggi. Namun, insiden HyunA yang pingsan di panggung WATERBOMB Macau 2025 menjadi pengingat bahwa diet ekstrem bukan solusi sehat untuk tampil sempurna.
Tekanan di Balik Tubuh “Ideal”
Sebagai bintang K-pop ternama, HyunA selalu tampil enerjik dan menawan. Tapi di balik gemerlap panggung, ia mengaku sempat kehilangan hampir 10 kilogram hanya dalam waktu satu bulan. Perubahan drastis ini membuat banyak orang terkejut, dan setelah ia pingsan saat tampil, publik mulai menyoroti bahaya dari diet ekstrem.
Bagi banyak artis, tekanan untuk menjaga tubuh ideal bisa sangat berat. Standar kecantikan ketat, jadwal latihan padat, serta sorotan media sering kali membuat mereka rela melakukan apa saja demi hasil cepat meski risikonya besar.
Mengapa Diet Ekstrem Berbahaya?
Diet ekstrem biasanya berarti memangkas kalori secara besar-besaran atau menghilangkan kelompok makanan penting demi menurunkan berat badan dengan cepat. Tapi tubuh manusia tidak diciptakan untuk perubahan drastis seperti itu.
Berikut beberapa dampak kesehatan serius dari diet ekstrem:
1. Kehilangan Massa Otot dan Energi
Ketika tubuh kekurangan asupan kalori dan protein, bukan hanya lemak yang hilang, tapi juga otot. Akibatnya, metabolisme melambat dan stamina menurun drastis sehingga membuat tubuh lebih mudah lemas, bahkan pingsan.
2. Kekurangan Nutrisi Penting
Menghilangkan kelompok makanan seperti karbohidrat, lemak sehat, atau buah bisa menyebabkan tubuh kekurangan vitamin dan mineral. Dampaknya bisa berupa rambut rontok, kulit kusam, tekanan darah rendah, hingga gangguan hormon.
3. Gangguan Metabolisme dan Jantung
Penurunan berat badan terlalu cepat bisa memengaruhi detak jantung dan tekanan darah. Dalam kasus ekstrem, ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit yang membahayakan sistem kardiovaskular.
4. Masalah Psikologis dan Efek Yo-Yo
Diet ekstrem sering diikuti efek “yo-yo” yang membuat berat turun drastis, lalu naik lagi bahkan lebih tinggi. Hal ini bukan hanya mengacaukan metabolisme, tapi juga bisa memicu stres, gangguan makan, dan rasa tidak puas terhadap tubuh sendiri.
Kasus HyunA Jadi Cermin untuk Banyak Orang
Kondisi HyunA memperlihatkan bahwa tubuh memiliki batas. Ketika kekurangan nutrisi, kurang tidur, dan terus dipaksa tampil maksimal, tubuh akan memberi “peringatan” lewat gejala seperti pusing, lemah, hingga pingsan.
Sayangnya, banyak orang masih terjebak dalam pola pikir “hasil cepat = lebih baik”. Padahal, kesehatan jangka panjang jauh lebih berharga daripada angka di timbangan.
Diet Sehat Bukan Soal Cepat, Tapi Konsisten
Penurunan berat badan ideal seharusnya berlangsung perlahan tapi stabil, yakni sekitar 0,5–1 kilogram per minggu. Kuncinya bukan sekadar makan sedikit, melainkan makan dengan seimbang: cukup protein, karbohidrat kompleks, lemak sehat, serta vitamin dan mineral.
Tips sederhana untuk diet sehat:
Hindari memangkas kalori terlalu rendah.
Fokus pada makanan alami, bukan diet ekstrem atau pil pelangsing.
Lakukan olahraga ringan secara rutin, seperti jalan cepat atau yoga.
Istirahat cukup, karena tidur berperan penting dalam metabolisme.
Konsultasikan dengan ahli gizi sebelum memulai program diet apa pun.
Lewat yang dialami HyunA di Waterbomb Macau adalah alarm bagi siapa pun yang tergoda oleh tren penurunan berat badan instan. Tubuh membutuhkan waktu untuk beradaptasi, dan memaksanya hanya akan berujung pada masalah kesehatan serius.
Menurunkan berat badan lewat diet memang bisa jadi tujuan, tapi menjaga kesehatan harus selalu jadi prioritas utama. Karena tubuh yang sehat bukan hanya terlihat bagus di luar, tapi juga kuat dan seimbang di dalam.
Pilihan Editor: HyunA Pingsan di Panggung WATERBOMB Macau 2025, Kondisi Kesehatan Jadi Sorotan
NIH | BRITISH HEART FOUNDATION | MAYOCLINIC
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi Terkini Gaya Hidup Cewek Y dan Z di Instagram dan TikTok Cantika.
