17 Orang Tewas akibat Mekanisme Bantuan AS-Israel di Gaza

1 day ago 5

TEMPO.CO, Jakarta - Setidaknya 17 orang tewas, 86 orang terluka, dan lima orang hilang akibat mekanisme pengiriman bantuan Amerika Serikat-Israel, kata Kementerian Kesehatan Gaza pada Sabtu.

Dalam sebuah pernyataan, kementerian itu mengatakan: "Jumlah korban yang meninggal karena bantuan telah meningkat menjadi 17 orang, menyusul kematian satu orang pada Kamis dan lima orang lagi pada Jumat."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kementerian itu menambahkan bahwa "lebih dari 86 orang juga terluka di daerah-daerah yang ditunjuk untuk penyaluran bantuan."

Lebih lanjut disebutkan bahwa lima orang telah didokumentasikan hilang di pusat penyaluran bantuan di Kota Rafah, di bagian selatan Jalur Gaza.

Sistem itu diluncurkan pada Selasa oleh "Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF)," sebuah badan yang didukung oleh Israel dan AS tetapi beroperasi di luar kerangka kerja kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Mekanisme ini telah memicu kritik luas.

Saksi mata dan pejabat setempat melaporkan bahwa pasukan Israel telah berulang kali menembaki warga sipil Palestina yang kelaparan yang berkumpul di titik-titik penyaluran bantuan, menewaskan dan melukai banyak orang.

Pemerintah Hamas yang berkedudukan di Gaza, faksi-faksi Palestina, dan organisasi-organisasi internasional telah mengutuk mekanisme tersebut karena tidak memiliki standar kemanusiaan dasar dan membahayakan kehidupan warga sipil.

Militer Israel telah menetapkan empat lokasi distribusi bantuan, tiga di Gaza selatan dan satu di koridor Netzarim tengah, yang memisahkan utara dan selatan. Namun, warga Palestina yang mengunjungi lokasi-lokasi ini melaporkan bahwa mereka disambut dengan peluru alih-alih bantuan.

Mekanisme bantuan AS-Israel, yang dipromosikan sebagai solusi untuk kelaparan di Gaza, dikritik secara luas sebagai alat kontrol dan penghinaan.

Para pengamat dan penyintas mengatakan mekanisme ini tidak hanya gagal memenuhi standar kemanusiaan tetapi juga secara aktif membahayakan nyawa. Sistem ini memaksa warga sipil Palestina untuk memilih antara risiko mematikan dengan mendekati pusat-pusat bantuan yang dikuasai Israel atau menahan lapar di lingkungan yang hancur.

Sejak 2 Maret, Israel telah menutup semua penyeberangan perbatasan, menghentikan masuknya makanan, obat-obatan, bahan bakar, dan pasokan penting lainnya bagi 2,4 juta penduduk Gaza.

Israel telah melakukan serangan yang menghancurkan di Gaza sejak Oktober 2023, menewaskan hampir 54.400 warga Palestina, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak. Badan-badan bantuan telah memperingatkan tentang risiko kelaparan di antara lebih dari 2 juta penduduk daerah kantong itu.

November lalu, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga menghadapi kasus genosida di Pengadilan Internasional (ICJ) atas kejahatan perangnya terhadap warga sipil Palestina di daerah kantong tersebut.

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |