Zelensky Tuding Rusia Langgar Gencatan Senjata 30 Jam

6 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuding Rusia melanggar gencatan senjata selama 30 jam menjelang Paskah. Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya mengumumkan gencatan senjata singkat dengan Ukraina pada Paskah. Putin mengatakan perang akan berhenti pukul 6 sore waktu Moskow pada Sabtu. Gencatan senjata berlangsung hingga Senin dinihari. 

Namun, beberapa jam setelah pengumuman tersebut, Ukraina menuduh pasukan Rusia terus menggempur mereka. "Menurut laporan panglima tertinggi, operasi penyerangan Rusia terus berlanjut di beberapa bagian garis depan dan artileri Rusia terus melepaskan tembakan," kata Zelensky dalam pidatonya pada Sabtu malam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kyiv menanggapi deklarasi gencatan senjata dengan skeptis. Zelensky menunjukkan bahwa Putin masih belum menyetujui proposal yang dipimpin AS untuk gencatan senjata selama 30 hari.

"Jika Rusia sekarang tiba-tiba siap untuk benar-benar bergabung dengan format diam total dan tanpa syarat, Ukraina akan bertindak seperti yang dilakukan Rusia. Diam sebagai respons terhadap diam, menyerang sebagai pembelaan terhadap serangan," kata Zelensky. Ia menyerukan agar gencatan senjata Paskah diperpanjang hingga 30 hari.

"Ini akan menunjukkan niat Rusia yang sebenarnya, karena 30 jam cukup untuk berita utama, tetapi tidak untuk langkah-langkah membangun kepercayaan yang nyata. Tiga puluh hari dapat memberi kesempatan pada perdamaian," katanya seperti dilansir dari CNN.

Waktu pengumuman tersebut juga memicu beberapa pertanyaan. Pengumuman dilakukan beberapa jam setelah Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan pasukannya telah mengusir tentara Ukraina di wilayah Kursk Rusia.

"Sayangnya, kami memiliki sejarah panjang tentang pernyataan (Putin) yang tidak sesuai dengan tindakannya. Rusia dapat menyetujui kapan saja proposal untuk gencatan senjata penuh dan tanpa syarat selama 30 hari, yang telah dibahas sejak Maret," kata Menteri Luar Negeri Ukraina Andrii Sybiha di X.

Beberapa jam setelah mengumumkan gencatan senjata, Putin menghadiri kebaktian Paskah Ortodoks di Katedral Kristus Juru Selamat Moskow. Putin terlihat memegang lilin merah menyala dan membuat tanda salib saat Patriark Kirill memimpin kebaktian. Kirill adalah kepala Gereja Ortodoks Rusia, pendukung setia pemimpin Rusia dan pendukung perang di Ukraina.

Putin sebelumnya berharap bahwa Ukraina akan setuju soal gencatan senjata ini. Ia menyatakan bahwa keberhasilan atau kegagalan gencatan senjata akan menunjukkan kesiapan dan kapasitas Ukraina mencari penyelesaian damai bagi konflik tersebut. "Pasukan Rusia harus siap untuk mengusir kemungkinan pelanggaran gencatan senjata dan provokasi oleh lawan," katanya dilansir dari Anadolu.

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |