TEMPO.CO, Yogyakarta - Puluhan ribu pengunjung memadati acara pacuan kuda yang dihelat di Lapangan Pacuan Kuda Sultan Agung, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta atau DIY Ahad, 20 April 2025.
Dalam gelaran itu total lebih dari 200 kuda berbagai daerah berlaga dalam 18 kelas atau balapan yang dipertandingkan dengan total hadiah Rp 1 miliar. "Dari hasil penjualan tiket gelaran ini total ada lebih 20 ribu pengunjung yang datang menyaksikan, dari berbagai daerah," kata panitia acara, Aseanto Oudang, Ahad, 20 April 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kuda-kuda yang didatangkan berasal dari 13 daerah dari Indonesia Bagian Barat sampai Indonesia Bagian Timur. Mulai dari Sumatera Utara, Sumatera Barat, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Bali, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara hingga Nusa Tenggara Timur.
Gelaran pacuan kuda di Stadion Sultan Agung Bantul Yogyakarta, Minggu 20 April 2025. Tempo/Pribadi Wicaksono
Kelas yang dipertandingkan antara lain Kelas F, Kelas Perdana A/B, Kelas Perdana KPI, Kelas C/D Div. I, dan Kelas D Sprint untuk jarak 1.000 meter; Kelas C Sprint jarak 1.100 meter; dan Kelas A Sprint jarak 1.300 meter. Ada juga Kelas D, Kelas Remaja Div. II, dan Kelas Remaja Div. I untuk jarak 1.400 meter; Kelas E, Kelas Pemula A/B, dan Kelas 3 tahun Derby untuk jarak 1.200 meter.
Tiga kelas paling bergengsi dengan hadiah tertinggi adalah Kelas Terbuka 2.000 meter dengan total hadiah Rp 70 juta, Kelas 3 tahun Derby 1.200 meter yang memperebutkan Triple Crown Seri I dan hadiah total Rp 200 juta, serta Kelas 3 tahun Betina 1.600 meter memperebutkan Pertiwi Cup dan total hadiah Rp 200 juta.
Aseanto menuturkan gelaran tahunan ini bukan hanya ajang mempertontotonkan kepiawaian joki dan performa kuda-kuda pacu terbaik dari berbagai daerah Indonesia. Tapi juga telah mendorong potensi sport tourism mengingat daya tarik olah raga pacuan kuda yang mencapai lintas daerah di seluruh Indonesia. "Gelaran ini menyasar komunitas pecinta pacuan kuda, mereka yang berkecimpung di industri kuda, dan masyarakat umum," kata dia.
Ribuan pengunjung memadati gelaran pacuan kuda di Stadion Sultan Agung Bantul Yogyakarta, Minggu 20 April 2025. Tempo/Pribadi Wicaksono
Acara yang dinaungi Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia atau Pordasi ini menampilkan beberapa segmen untuk memikat pengunjung. Misalnya bertepatan Hari Kartini, ajang ini menghadirkan salah satu kelas paling bergengsi dalam kejuaraan pacuan kuda yakni kelas 3 tahun betina dengan jarak pacuan 1.600 meter.
Termasuk memberikan penghargaan secara kepada perempuan-perempuan yang berkiprah dalam industri pacuan kuda. Ada sepuluh perempuan yang saat ini tengah berkarya di dalam industri pacuan kuda dengan berbagai profesi, yang mewakili penerima penghargaan tersebut..
"Kami berharap dapat melihat semakin banyak perempuan berkiprah di dalam olah raga dan industri pacuan kuda, seperti menjadi joki, pelatih, groomer, dokter, horse owner, stable owner, dan profesi lainnya,” kata Aseanto Oudang.
Penonton pacuan kuda ini juga dihibur penampilan dari Judika, Yura Yunita, Nassar, Arlida Putri, CDR dan Ndarboy Genk di panggung konser. "Kami berharap pacuan kuda dapat menjadi sportainment yang semakin diminati oleh masyarakat, sehingga dapat mendorong sport tourism atau perjalanan wisata yang dilakukan masyarakat untuk menyaksikan event-event olahraga di seluruh Indonesia," kata dia.
Selain menyediakan area khusus di mana penonton dengan tiket regular bisa menyaksikan pacuan kuda dari tepi track dengan aman, juga disediakan deck Tribun dan VIP yang eksklusif, di mana penonton dapat mengikuti laga para kuda dalam suasana yang nyaman, teduh dan aman. Pengunjung juga bisa menikmati ragam kuliner dan berbelanja produk-produk yang berkualitas di kurang lebih 260 booth UMKM.