Siswa Jangan Sampai Ikut Demo, Pemda Banyumas: Koordinasi dengan Orang Tua

4 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah meminta sekolah memperketat koordinasi dengan orang tua siswa untuk mengantisipasi keterlibatan pelajar dalam unjuk rasa.

Kepala Dindik Kabupaten Banyumas Joko Wiyono di Purwokerto, Banyumas, Senin, mengatakan imbauan telah disampaikan kepada seluruh kepala sekolah menengah pertama (SMP) untuk menjalin komunikasi erat dengan wali murid.

"Kami meminta kepala sekolah untuk berkoordinasi dan berkomunikasi dengan orang tua yang tergabung dalam paguyuban wali murid serta komite sekolah," kata Joko.

Selain itu, kata dia, orang tua diminta memastikan anak-anak tetap fokus belajar dan tidak terlibat dalam unjuk rasa.

Ia juga menekankan pentingnya peran wali kelas untuk mengonfirmasi ketidakhadiran siswa di sekolah. "Apabila ada siswa yang tidak masuk, wali kelas harus segera mengonfirmasi mengapa mereka tidak masuk," katanya.

Lebih lanjut, dia mengatakan kegiatan belajar mengajar di sekolah dalam satu pekan ke depan tidak berlangsung hingga sore.

Dalam hal ini, kata dia, jam pelajaran diatur sedemikian rupa agar siswa dapat pulang lebih awal dan wali murid diimbau untuk menjemput tepat waktu.

Selain itu, lanjut dia, kegiatan ekstrakurikuler untuk sementara waktu ditiadakan.

Menurut dia, semua itu dilakukan untuk mengantisipasi dampak dari unjuk rasa yang masih berpotensi terjadi dalam satu pekan ke depan.

Terkait dengan keterlibatan sejumlah pelajar dalam unjuk rasa yang digelar pada hari Sabtu (30/8), dia mengatakan pihak sekolah bersama guru bimbingan konseling akan melakukan pembinaan persuasif.

Menurut dia, langkah pendampingan dan bimbingan tersebut juga telah dilakukan oleh kepolisian, sehingga diharapkan siswa dapat kembali fokus pada kegiatan belajar.

"Tentu kita lakukan pembinaan persuasif, karena bagaimanapun juga mereka masih anak-anak, pengetahuan mereka masih terbatas, sehingga mudah terpengaruh ajakan teman. Kita nanti lakukan pendekatan-pendekatan kepada siswa melalui guru Bimbingan Konseling (BK) di sekolah masing-masing," kata Joko.

Sementara itu, Kepolisian Resor Kota (Polresta) Banyumas pada Minggu (31/8) telah memulangkan 40 anak dari sejumlah SMP dan SMK setelah diamankan petugas karena diduga terlibat dalam unjuk rasa d Alun-Alun Purwokerto pada Sabtu (30/8) siang hingga malam hari.

Sebelum dipulangkan, mereka terlebih dulu mendapatkan bimbingan dan konseling di Aula Rekonfu Markas Polresta Banyumas dengan melibatkan berbagai pihak serta dihadiri orang tua masing-masing.

Kepala Polresta Banyumas mengatakan berdasarkan hasil pendalaman menunjukkan bahwa anak anak yang terlibat dalam aksi tersebut dominan terpengaruh oleh ajakan di media sosial atau status yang disebar oleh teman-temannya.

"Tugas utama pelajar adalah belajar. Oleh karena itu, kami meminta peran aktif orang tua untuk menjaga pergaulan anak anak dan meningkatkan komunikasi dengan guru dan komite sekolah," katanya.

Dia berharap peran aktif masyarakat untuk menjaga kamtibmas di Kabupaten Banyumas serta bersama-sama menjaga anak-anak untuk tidak mudah terprovokasi dan terpengaruh media sosial.

sumber : Antara

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |