Rupiah Melemah Tipis Usai BPS Umumkan Pertumbuhan Ekonomi RI Melambat

4 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Mata uang rupiah melemah 17 poin dalam penutupan perdagangan hari ini, Senin, 5 Mei 2025. Nilai tukar rupiah sore ini ditutup pada level Rp 16.455 per dolar Amerika Serikat. Pada penutupan perdagangan pekan kemarin, kurs rupiah terhadap dolar AS tercatat di level Rp 16.437 per dolar AS.

"Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif, namun diperkirakan ditutup melemah di rentang Rp 16.440-Rp 16.500 per dolar AS," kata analis mata uang Ibrahim Assuaibi pada Senin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hari ini, Badan Pusat Statistik atau BPS melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2025 melambat menjadi 4,87 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Bila dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang mencapai 5,02 persen, pertumbuhan ekonomi kuartal I ini terkontraksi sebesar 0,89 persen.

Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyebutkan, komsumsi rumah tangga menjadi berkontribusi paling besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal I 2025 sebesar 54,53 persen. Meskipun, pertumbuhan konsumsi rumah tangga hanya 4,87 persen. 

Menurut Ibrahim, keberlanjutan konsumsi domestik yang menjadi pilar utama ekonomi nasional perlu diperhatikan. "Namun, pertumbuhan ini dinilai masih belum cukup kuat untuk mengimbangi tekanan dari kontraksi sektor-sektor lainnya, terutama di tengah tren global yang belum menentu serta dampak kebijakan fiskal yang bersifat musiman," kata Ibrahim.

Untuk prospek kuartal berikutnya, Ibrahim memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan sangat bergantung pada kecepatan pemerintah dalam mencairkan anggaran belanja. Selain itu, juga bergantung pada stabilitas harga bahan pokok serta keberlanjutan ekspor di tengah perang dagang global. 

Menurut dia, dukungan moneter seperti penguatan nilai tukar rupiah serta langkah Bank Indonesia dalam menjaga likuiditas pasar akan menjadi penentu dalam menjaga momentum pertumbuhan. "Dengan menjaga komunikasi publik yang efektif dan menjaga kepercayaan pelaku usaha, pemerintah dapat meminimalkan gejolak yang muncul akibat tekanan domestik maupun eksternal," tutur dia. 

Di sisi lain, Ibrahim juga menyoroti sentimen eksternal yang berpengaruh terhadap nilai tukar rupiah. Utamanya, perihal ketidakpastian yang terus berlanjut imbas tarif dagang AS.

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |