Profil GBK yang akan Dikelola Danantara

4 hours ago 4

TEMPO.CO, Jakarta - Kompleks Gelora Bung Karno atau GBK kini bakal dikelola Daya Anagata Nusantara (Danantara). Sebelumnya, aset negara ini dikelola Kementerian Sekretaris Negara atau Kemensetneg.

Chief Executive Officer (CEO) Danantara Rosan Roeslani sebelumnya mengumumkan badan investasi itu akan mengelola aset Pusat Pengelolaan Kompleks GBK. “Jadi GBK dan seluruh lokasi yang ada di sini akan dimasukkan ke dalam Danantara,” ucap Rosan Roeslani kepada media seusai Town Hall Meeting di di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Senin 28, April 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) itu mengatakan, Danantara akan melakukan perencanaan yang matang agar GBK menjadi aset yang produktif. “Aset yang bisa menghasilkan baik dari return of asset, return of investment. Sesuai dengan parameter atau kriteria benchmarking dan yang lainnya,” kata dia.

Stadion Utama GBK mulai dibangun pada 8 Februari 1960. Penamaan Stadion GBK sendiri diambil dari nama presiden Indonesia pertama, Soekarno, yang juga pencetus pembangunan stadion dan kompleks olahraga ini. 

Pada awalnya, GBK dibangun sebagai tempat penyelenggaraan Asian Games IV tahun 1962, karena Indonesia adalah tuan rumahnya. Soekarno pun memutuskan untuk membangun mega proyek berbentuk komplek olahraga yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukungnya.

Pembangunan GBK dimulai dengan didanai oleh pinjaman lunak senilai US$ 12,5 juta atau sekitar Rp 15,062 miliar (kurs pada 1960 1 dolar AS = Rp 1.205). Pada waktu bersamaan, Uni Soviet juga mengirimkan insinyur dan teknisinya untuk merancang bentuk stadion utama GBK. Bahkan, Nikita Kruschev yang merupakan Perdana Menteri Uni Soviet datang langsung ketika pemancangan tiang pertama.

Pembangunan Gelora Bung Karno ini tidak mulus begitu saja tanpa masalah. Pada Oktober 1961, percikan api membakar beberapa bagian bangunan yang sudah setengah jadi. Insiden itu sempat membuat geger dunia, karena gelaran Asian Games tinggal beberapa bulan lagi. Bahkan, sempat muncul dugaan sabotase setelah insiden tak terduga tersebut.

Akhirnya, pembangunan GBK kembali berjalan dan selesai tepat waktu. Satu bulan sebelum Asian Games 1962 dimulai, tepatnya 21 Juli 2961, Soekarno beserta rombongan menteri dan perwakilan korps diplomatik lainnya meresmikan Stadion Utama GBK.

Ketika itu, stadion ini memiliki kapasitas tempat duduk sekitar 110 ribu orang. Namun, kapasitasnya telah mengalami dua kali pengurangan karena renovasi dan perbaikan pada bagian tempat duduk. 

Pada 2006, kapasitas stadion adalah 88 ribu orang, sebelum akhirnya kembali direnovasi untuk mengganti semua bangku penonton menggunakan bangku tunggal. Renovasi ini dilakukan untuk persiapan acara Asian Games dan Asian Para Games 2018. Kini, kapasitas kursi di GBK sekitar 77 ribu orang.

Ilona Estherina dan Raden Putri berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |