TEMPO.CO, Jakarta - Terletak strategis di Samudra Hindia, Pulau Diego Garcia dijuluki sebagai "kapal induk tak tenggelam" milik Amerika Serikat. Kehadiran pesawat siluman B-2 Spirit di pulau ini mempertegas kekuatan militer AS, sekaligus mengirim pesan tegas ke kawasan Teluk Persia yang sensitif dan negara-negara poros anti Amerika seperti Iran dan Yaman.
Dilansir dari Eurasiantimes, pekan lalu Pemerintah AS telah mengeluarkan NOTAM (pemberitahuan kepada penerbang), jalur udara mulai dikosongkan, dan jalur diplomatik bergerak cepat di belakang layar. Namun pesan utama dari Washington tegas dan lantang: jika garis merah di Timur Tengah dilanggar, AS siap bertindak.
Pada Perang Teluk 1991, Angkatan Udara AS meluncurkan pesawat pengebom dari atol terpencil ini. Begitu pula dalam invasi Irak tahun 2003, pesawat B-1 dan B-52 diberangkatkan dari sini. Namun kali ini berbeda. Ini bukan persiapan perang jangka panjang, melainkan penempatan cepat dengan tujuan yang jelas.
Pesawat B-2 adalah kartu truf Amerika. Berbeda dari pengebom strategis lainnya, B-2 mampu menjalankan misi antarbenua dan kembali ke pangkalan tanpa perlu mengisi bahan bakar, sambil tetap hampir tak terdeteksi oleh radar.
Penempatan bomber B-2 Spirit di Diego Garcia memangkas waktu tempuh menuju kawasan Teluk secara signifikan. Dari pangkalan ini, B-2 Spirit bisa menyerang target di Iran, Yaman, Laut Merah, bahkan wilayah lain semua dalam satu misi terbang.
Dampak bagi Kawasan Samudra Hindia (IOR)
Selama ini, Samudra Hindia lebih dikenal sebagai jalur pelayaran penting dan dianggap lebih stabil dibandingkan kawasan Pasifik atau Teluk. Namun kini, kehadiran B-2 Spirit di Diego Garcia menandai pergeseran besar: wilayah ini berubah dari sekadar jalur pendukung menjadi panggung utama geopolitik global.
1. IOR sebagai Teater Operasi Garis Depan
- Penempatan pesawat pengebom B-2 di Diego Garcia mengubah peran Samudra Hindia dari wilayah strategis pendukung menjadi zona operasi militer garis depan.
- Fokusnya kini bukan lagi sekadar pada misi antipembajakan atau bantuan kemanusiaan—IOR kini menjadi bagian integral dari sistem tanggap cepat militer AS.
- Ini menunjukkan perubahan dari dominasi angkatan laut di masa damai menuju postur kesiapsiagaan militer tinggi sebagai bentuk pencegahan konflik.
2. Posisi Strategis India Harus Berubah
- Sebagai kekuatan regional utama, India tidak lagi bisa bergantung pada posisi geografisnya sebagai pelindung alami.
- Ancaman kini mencakup serangan presisi jarak jauh, senjata hipersonik, perang siber, hingga pengintaian elektronik dari wilayah laut.
- India perlu meningkatkan kewaspadaan maritimnya, memperkuat pangkalan militer di pulau-pulau strategis, dan meninjau ulang kerentanannya di pesisir barat.
3. Ancaman terhadap Perdagangan Maritim dan Jalur Energi
- Titik-titik penting seperti Bab el-Mandeb dan Selat Hormuz sudah mengalami tekanan akibat gangguan maritim dari Houthi dan Iran.
- Lebih dari 70% impor energi India melewati perairan ini, yang berarti setiap eskalasi dapat langsung mempengaruhi keamanan pasokan bahan bakar dan inflasi.
- Meningkatnya biaya asuransi pengiriman dan kemungkinan pengalihan jalur pelayaran global dapat meningkatkan tarif pengiriman dan menunda impor/ekspor.
4. Perubahan dalam Filosofi Penempatan Strategis AS
- Dengan memindahkan aset siluman ke Diego Garcia, AS meminimalkan risiko terhadap aset-asetnya yang berada di Teluk serta sensitivitas negara tuan rumah.
- Isolasi pulau ini memungkinkan kebebasan operasi tanpa dampak politik dari kawasan sekitar.
- Hal ini juga membuka jalan untuk operasi kinetik jarak jauh dengan jejak yang minim dan kemampuan untuk membantah keterlibatan.
5. Seruan untuk Armada Ekspedisi Angkatan Laut India
- Situasi ini menuntut India untuk bertransformasi dari pola pikir pertahanan pesisir menjadi kekuatan laut biru dengan kemampuan ekspedisi.
- Penempatan pasukan ke depan, mobilisasi cepat, dan dukungan angkatan laut yang lebih kuat menjadi hal yang sangat penting.
- INS Baaz, INS Kadamba, dan Komando Andaman & Nicobar harus diperkuat dengan dukungan logistik ganda sipil-militer.
Pilihan editor: Garda Revolusi Iran Klaim Bangun Kota Rudal di Teluk Persia
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini