Perjuangan Qory Sandioriva Melawan Autoimun

4 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Puteri Indonesia 2009 Qory Sandioriva menceritakan perjuangannya melawan penyakit autoimun yang diidapnya sejak usia 16 tahun. Ia mengalami koma beberapa kali bahkan separuh tubuhnya pernah lumpuh dalam satu waktu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Qory sebenarnya baru mengetahui bahwa dirinya mengidap autoimun di usia 23 tahun. Selama tujuh tahun sebelumnya, ia hanya mengkonsumi steroid yang diberikan oleh dokter. Perempuan kelahiran 17 Agustus 1991 ini mengatakan autoimun masih awam kala itu. "Akhirnya 13 organ saya rusak efek obat steroid," kata Qory kepada Tempo pada Rabu, 7 Mei 2025.

Di masa remaja, Qory sangat aktif berolahraga. Ia merupakan atlet pencak silat dan basket. Namun, ibunya memintanya untuk berhenti dan lebih fokus untuk merawat diri sebagai perempuan serta melanjutkan kariernya menjadi aktris. Setelah aktivitas olahraganya dikurangi sekitar dua bulan, ia justru pingsan karena darah kental akibat kekurangan protein C dan S. Ini adalah gejala awal yang dirasakan Qory, saat itu belum mengetahui dirinya autoimun.

Ia kemudian mengikuti pemilihan Puteri Indonesia 2009. Kondisinya saat itu juga mudah lelah. Awalnya, dokter mendiagnosisnya lupus. "Saya sangat terpukul karena pada saat itu lupus dibilang tidak ada obatnya di Indonesia. Artinya ya sudah tinggal tunggu mati," ujarnya. Qory sempat merahasiakannya karena stigma masyarakat yang menyamakannya dengan penderita HIV/AIDS.

Qory Sandioriva Koma Setelah Menjabat sebagai Puteri Indonesia

Putri Indonesia 2009, Qory Sandioriva, ketika berkunjung ke Kantor Tempo di Palmerah Barat, Jakarta, 7 Mei 2025. Tempo/Subekti

Qory kemudian mendapatkan motivasi untuk berjuang melawan penyakitnya. Dokter memberikannya steroid hingga berat badannya naik. "Makanya mungkin ada isu 'kok Kak Qory waktu ke Miss Universe gemukan?' Ya, karena minum steroid," ungkapnya.

Setelah satu tahun menjabat sebagai Puteri Indonesia, Qory mengalami koma. Singkat cerita, Qory menikah pada 2012 dan mengalami keguguran di usia tiga minggu kehamilan. Tak lama setelah itu, ia kembali hamil dan mendapatkan suntikan untuk pengencer darah. Setelah anaknya lahir pada 2013, Qory mengalami kelumpuhan dari pinggang ke bawah.

Ketika putranya berusia 1 tahun, Qory kembali koma selama sebulan. Kemudian ia koma lagi beberapa tahun setelahnya. Ketika berpisah dengan suami pertamanya, Qory hampir dua bulan koma. "Sudah enggak bagus kondisi saya di 2018, saya lagi ngurus cerai," tuturnya.

Qory Sandioriva Berobat ke Korea Selatan

Putri Indonesia 2009, Qory Sandioriva, di kantor Tempo, Palmerah Barat, Jakarta, 7 Mei 2025. Qory menceritakan gejala yang saat itu ia alami terasa sangat mirip dengan penyakit tipes dan DBD, seperti tubuh yang lemas dan demam tinggi. Ia pun tidak menyangka bahwa dirinya akan mengidap autoimun. Tempo/Subekti

Qory mengungkapkan bahwa seluruh organ tubuhnya pada saat itu dalam kondisi tidak baik. Wajahnya merah dan bengkak, tubuhnya menghitam. Ia kemudian dibawa ke Korea Selatan untuk berobat. "Operasi selama empat kali untuk stem cell. Lemak saya dikeluarin buat ambil stem cell-nya. Nah, disitulah saya mulai segar," katanya.

Selama tiga bulan Qory tinggal di Korea Selatan, tanpa ditemani keluarga. Komunikasinya dengan orang tua dan anak juga dibatasi supaya ia bisa lebih fokus pada penyembuhan. Saat tidak sadarkan diri, tim medis setempat memutarkan rekaman suara anak Qory. "Mereka diem-diem merekam suara anak saya. 'Mama, Ganesa nunggu mama pulang.' Jadi, itu biar saya cepat bangun, cepat sadar," ucapnya.

Qory akhirnya terpilih menjadi Duta Autoimun NKRI pada 2020. Ia ingin berbagi pengalaman dan memberikan motivasi kepada orang-orang yang mungkin mengidap autoimun. Semakin banyak ia bisa membantu orang, perasaan bahagia akan muncul dan membuatnya semakin sehat. "Ternyata Tuhan kasih saya penyakit ini menjawab doa-doa saya untuk bermanfaat bagi orang banyak," ungkapnya.

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |