Sejumlah tokoh Islam mulai dari KH Miftah Faridl, KH Athian Ali, Ustaz Erick Yusuf, Ketua DPRD Kota Bandung dan sejumlah anggota DPRD Kota Bandung bersama Wali Kota Bandung M Farhan dan Wakil Wali Kota Bandung Erwin mengajak masyarakat menjaga kondusifitas Kota Bandung di tengah aksi demo yang terjadi beberapa hari terakhir yang berakhir ricuh, Ahad (31/8/2025).
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bandung KH. Miftah Faridl menyerukan masyarakat menghentikan aksi perusakan dalam menyampaikan aspirasi. Miftah menegaskan tindakan anarkis hanya akan menjadi musibah bagi semua pihak tanpa menyelesaikan persoalan.
“Perusakan fasilitas, rumah, maupun harta benda bukanlah jalan penyelesaian, melainkan musibah yang menambah luka bangsa,” kata Miftah di Bandung, Senin (1/9/2025).
Miftah mengungkapkan gejolak sosial yang muncul sesungguhnya berakar pada ketidakpuasan akibat kesenjangan ekonomi. Menurutnya, Alquran telah menegaskan agar kekayaan tidak hanya berputar di kalangan tertentu saja.
“Jangan sampai kekayaan hanya terkonsentrasi pada sekelompok kecil orang-orang kaya. Ini peringatan keras bagi kita semua,” ujarnya.
Ia menilai pemerintah perlu merespons kondisi tersebut dengan kebijakan yang adil, agar rakyat kecil tidak merasa semakin tertekan. Sementara itu, kepada masyarakat, ia mengingatkan pentingnya menjaga akhlak dan menghindari perbuatan merusak.
“Tidak mungkin kita sama rata dalam hal kekayaan, tetapi kita bisa sama dalam akhlak. Mari belajar tenggang rasa. Bagi yang kaya, jangan mempertontonkan kekayaan di hadapan mereka yang sedang kesulitan,” katanya.
Miftah juga mengajak umat memperbanyak doa, bertobat, dan menghindari dendam. Semua persoalan hukum, kata dia, sebaiknya diserahkan kepada aparat berwenang.
“Orang yang beragama tidak mungkin dendam. Mari kita saling memaafkan dan mendekatkan diri kepada Allah,” ujarnya.
sumber : Antara