Mitos dan Fakta yang Patut Diketahui Ihwal Asam Urat

6 hours ago 5

TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit gout arthritis atau yang lebih dikenal sebagai asam urat merupakan salah satu jenis radang sendi yang ditandai dengan rasa nyeri intens, kemerahan, serta rasa nyeri saat disentuh akibat pembengkakan di area sendi.

Kondisi ini muncul ketika kadar asam urat dalam tubuh terlalu tinggi sehingga membentuk kristal yang menumpuk di sendi. Gejala umum dari asam urat meliputi nyeri tajam, pembengkakan, dan kemerahan, terutama di bagian jempol kaki. 

Menurut healthcentral.com, lebih dari 55 juta orang di dunia, termasuk lebih dari 9 juta di Amerika Serikat, tercatat menderita penyakit asam urat. Kondisi ini menjadi jenis radang sendi inflamasi yang paling sering ditemukan. Asam urat merupakan penyakit yang diturunkan secara genetik. Artinya, kondisi ini dapat terjadi dalam satu garis keluarga, baik pada individu yang kelebihan berat badan maupun yang memiliki berat badan normal. Bahkan orang dengan kondisi fisik yang bugar pun bisa mengalami asam urat, sementara tidak semua orang obesitas akan mengalaminya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penyebab utama asam urat adalah tingginya kadar asam urat dalam darah, yakni di atas 7 mg/dL atau disebut hiperurisemia. Peningkatan ini umumnya dipicu oleh mutasi genetik pada sistem pengangkut asam urat di ginjal dan usus. Jika sistem tersebut tidak bekerja dengan baik, asam urat tidak dapat dikeluarkan secara efisien dari tubuh sehingga kadarnya meningkat dan memicu masalah kesehatan. 

Mitos dan FaktaTentang Asam Urat

1. Mitos: Asam urat hanya dialami oleh pria

Fakta: Penyakit asam urat tidak hanya menyerang pria, tetapi juga dapat dialami oleh wanita. 

2. Mitos: Asam urat identik dengan obesitas

Fakta: Siapa pun bisa menderita asam urat, tidak terbatas pada orang dengan kelebihan berat badan atau obesitas.

Meskipun berat badan berlebih meningkatkan risiko terkena asam urat, hal itu bukan satu-satunya penyebab. Faktor lain seperti tekanan darah tinggi, diabetes, gangguan jantung, penyakit ginjal, hingga riwayat keluarga juga dapat menjadi pemicunya. 

3.Mitos: Asam urat hanya menyerang jempol kaki

Fakta: Selain jempol kaki, asam urat juga bisa menyerang bagian sendi lainnya

Misalnya lutut, siku, pergelangan tangan, jari, dan pergelangan kaki. Serangan awal umumnya terjadi di jempol kaki, namun jika tidak ditangani dengan baik, nyeri bisa menyebar ke lebih banyak sendi dan berlangsung lebih lama. 

4.Mitos: Asam urat memang terasa menyakitkan, tapi bukan penyakit serius

Fakta: Anggapan ini keliru. Jika tidak ditangani, asam urat bisa menimbulkan komplikasi serius.

Dinukil dari Antara, penumpukan kristal asam urat dalam tubuh tidak hanya menyebabkan nyeri sendi yang kambuh, tetapi juga bisa memicu terbentuknya batu ginjal akibat kerja ginjal yang terlalu berat. Kadar asam urat yang tinggi dapat mengganggu aliran darah dan meningkatkan risiko terkena stroke maupun serangan jantung.  

5. Mitos: Menghindari makanan berlemak

Fakta: Makanan berlemak tidak harus sepenuhnya dihindari oleh penderita asam urat

Mengutip dari health.clevelandclinic.org, makanan penutup dan hidangan bersaus kental sering dikaitkan dengan kambuhnya asam urat, tetapi anggapan ini tidak sepenuhnya benar. Jika dikonsumsi dalam jumlah wajar, makanan tersebut tidak langsung memicu serangan. Beredar pula anggapan bahwa produk susu sebaiknya dihindari, padahal susu justru dapat membantu tubuh membuang kelebihan asam urat. 

6. Mitos: Tidak boleh konsumsi makanan asam

Fakta: Makanan asam tidak terbukti meningkatkan kadar asam urat

Makanan seperti tomat, buah sitrus, kacang-kacangan, dan produk susu kerap disalahpahami sebagai pemicu karena namanya mengandung kata "asam." Namun, kandungan keasaman dalam makanan tersebut tidak berkaitan langsung dengan asam urat di dalam tubuh. 

7. Mitos: Dilarang mengonsumsi daging

Fakta: Konsumsi daging tidak perlu dihentikan sepenuhnya oleh penderita asam urat, namun harus dibatasi

Daging organ seperti hati dianjurkan untuk dihindari karena kandungan purinnya yang tinggi dapat memicu kekambuhan. Sebaliknya, konsumsi daging tanpa lemak seperti ayam dan kalkun dalam jumlah sedang umumnya dianggap aman. Makanan laut seperti udang dan lobster juga mengandung purin tinggi sehingga sebaiknya tidak dijadikan bagian rutin dari pola makan. 

8. Mitos: Tidak boleh minum susu

Fakta: Produk susu tetap dapat dikonsumsi oleh penderita asam urat

Mengenai anggapan bahwa susu sebaiknya dihindari tidaklah benar, temuan medis justru menunjukkan bahwa produk susu tertentu, terutama susu sapi, dapat membantu mengeluarkan asam urat dari tubuh. Konsumsi susu bermanfaat bagi pengelolaan asam urat.

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |