Liverpool Menerapkan Biaya Pengunjung per Malam

5 hours ago 5

TEMPO.CO, Jakarta - Liverpool salah satu destinasi yang paling banyak dikunjungi di Inggris. Kota ini menambah daftar deretan kota-kota di Inggris yang menerapkan pungutan pengunjung, setelah Manchester, Edinbrugh, Cambridge dan lainnya. Mulai Juni 2025, Liverpool mulai memperkenalkan pungutan yang akan dibebankan kepada wisatawan yang menginap di hotel-hotel kota tersebut.

Dikenal sebagai tempat kelahiran The Beatles, kota ini kaya sejarah dan budayanya yang dinamis. Di antara tempat wsisata populernya termasuk Royal Albert Dock, Royal Liver Building, Katedral Liverpoool, Museum Perbudakan Internasional, The Beatles Story dan masih banyak lainya. Kota ini juga terkenal dengan tepi lautnya yang ikonik, dan sajian kulinernya yang unik, termasuk semur scouse.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Biaya tambahan untuk pengunjung ini muncul berdasarkan hasil pemungutan suara yang dilakukan Accommodation Business Improvement District atau BID, sebuah organisasi yang mewakili 83 hotel di Liverpool. Di mana mayoritas para pemilik hotel di Liverpool setuju untuk memungut biaya 2 pound sterling atau sekitar Rp 45 ribu per malam. Retribusi baru tersebut akan dikelola dan diadministrasikan oleh hotel dan akomodasi berlayanan, dan dibebankan saat wisatawan check-in atau check-out.

Organisasi tersebut memprediksikan pungutan ini akan menghasilkan pendapatan lebih dari 9 juta pound sterling atau sekitar Rp 200 miliar dalam dua tahun ke depan. Dari jumlah tersebut, 6,7 juta pound sterling atau sekitar RP 149 miliar akan digunakan untuk mendukung fasilitas dan pengalamanan pengunjung kota.

Namun biaya pengunjung Liverpool ini secara teknis bukanlah pajak turis karena saat ini. Sebab baik pemerintah pusat maupun daerah di Inggris tidak memiliki kewenangan untuk mengenakan pajak turis, tidak seperti Skotlandia. Sama dengan Manchester, biaya tersebut diatur dan diawasi oleh BID Liverpool Company, seperti dilansir dari Time Out.

Tujuannya juga bukan untuk membatasi wisatawan. Tapi untuk menghasilkan lebih banyak uang bagi industri pariwisatanya. Sementara agar pajak dapat dilaksanakan, rencana bisnis yang jelas harus diajukan yang menguraikan bagaimana uang akan dibelanjakan.

Bill Addy CEO Liverpool BID Company mengatakan, Liverpool terinspirasi inspirasi dari kota-kota lain di seluruh Eropa untuk memperkenalkan pungutan tersebut. Menurut dia retribusi itu akan membantu meningkatkan pariwisata dan perekonomian. “Ekonomi pengunjung sirkular adalah ekonomi yang menjadi berkelanjutan, dalam arti mampu berinvestasi pada aspek-aspek yang dibutuhkannya agar berhasil," ujarnya, seperti dilansir dari Independet UK.

Rencana penerapan biaya pengunjung menginap itu mendapat beragam tanggapan dari masyarakat setempat. "Pajak turis ini mungkin akan menghalangi pengunjung karena Liverpool sudah kesulitan untuk menarik wisatawan," tulis seseorang di X, seperti dilansir dari The Sun.

"Tampaknya ini merupakan langkah yang berisiko bagi kota yang membutuhkan dorongan pariwisata," tambah yang lain.

"Saya suka liburan di Liverpool, tetapi sekarang mereka akan mengenakan pajak turis sebesar 2 pound sterling kepada pengunjung," tulis yang lainnya.

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |