TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menargetkan stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang disimpan Perum Bulog mencapai 4 juta ton dalam 15 hingga 20 hari mendatang. Sedangkan stok saat ini sebesar 3,7 juta ton.
Amran mendasarkan perkiraan itu dari serapan harian Bulog. Tiap harinya perusahaan pelat merah itu kini menyerap 20 ribu hingga 30 ribu ton. Dengan begitu, ia memprediksi stok beras menyentuh 4 juta ton dalam 15 hingga 20 hari. “Kalau 20-30 ribu ton per hari, ya 10-20 hari sudah 4 juta ton. Dan itu kebahagiaan kita semua,” ujar Amran dalam jumpa pers di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta, Rabu, 14 Mei 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dari stok itu, Amran mengatakan, Bulog sejauh ini telah menyerap beras sebanyak 2 juta ton dalam empat bulan. Ia mengklaim, jumlah ini biasanya diperoleh dalam satu tahun.
Kementerian Pertanian (Kementan) sebelumnya melaporkan, Bulog telah menyerap 2.023.063 ton beras dari petani lokal hingga 10 Mei 2025. Angka ini diklaim menjadi capaian serapan beras Januari–Mei tertinggi sepanjang 58 tahun berdirinya Bulog.
Amran menyebut, serapan beras sebesar ini biasanya tercapai dalam setahun penuh. Tapi kini, angka itu dibukukan dalam waktu kurang dari lima bulan. “Kami berhasil melampauinya. Ini lompatan eksponensial,” ujar Amran dalam keterangan tertulis, Sabtu, 10 Mei 2025.
Pendiri grup bisnis Tiran Group ini menyatakan, capaian 2 juta ton sepenuhnya berasal dari hasil panen petani dalam negeri, tanpa impor beras medium sejak awal tahun. Publik, ujar dia, perlu tahu keberhasilan ini hasil kerja keras petani dan kebijakan yang tepat sasaran.
Bulan lalu, Amran mengungkap, serapan beras mencapai 1,06 juta ton. Ia mengklaim angka ini menjadi serapan beras bulanan tertinggi sepanjang sejarah Bulog. Kini stok cadangan beras pemerintah (CBP) di gudang Bulog telah menembus 3,6 juta ton dan masih terus bertambah.
Amran menyebut, capaian ini tak lepas dari strategi penyerapan agresif Bulog. Serapan melonjak setelah harga pembelian pemerintah (HPP) gabah kering panen (GKP) naik dari Rp 6.000 per kilogram menjadi Rp 6.500 per kilogram, dengan segala kualitas. “Harga ini memberi nilai wajar bagi petani, meningkatkan pendapatan, dan memacu produksi,” ucap Amran.