Muliadi Saleh
Agama | 2025-10-24 18:08:02
Oleh: Muliadi Saleh
Langit sore itu menampakkan wajahnya yang muram.
Awan menebal seperti rahasia yang belum tersingkap.
Angin berputar membawa aroma tanah yang resah.
Lalu hujan pun turun — deras, mengguncang, dan penuh tanda.
Petir menyambar, guruh menggema.
Langit berbicara dengan suara yang tak bisa ditawar.
Di tengah badai itu, manusia menutup telinga mereka.
Takut.
Gemetar.
Padahal yang turun bukan murka, melainkan peringatan yang penuh kasih.
Tapi begitulah manusia —sering gentar pada cahaya,dan lari dari suara kebenaran yang menggetarkan hati.
Ayat Langit:
اَوْ كَصَيِّبٍ مِّنَ السَّمَاءِ فِيْهِ ظُلُمٰتٌ وَّرَعْدٌ وَّبَرْقٌ ۚ يَجْعَلُوْنَ اَصَابِعَهُمْ فِيْۤ اٰذَانِهِمْ مِّنَ الصَّوَاعِقِ حَذَرَ الْمَوْتِ ۚ وَاللّٰهُ مُحِيْطٌۢ بِالْكٰفِرِيْنَ
(QS. Al-Baqarah: 19)
Artinya:
"Atau seperti hujan lebat dari langit yang disertai kegelapan, guruh, dan kilat; mereka menyumbat telinga mereka dengan jari-jari terhadap suara petir itu karena takut mati. Dan Allah meliputi orang-orang yang kafir."
Refleksi dan Tafsir Jiwa
Ayat ini menggambarkan manusia yang kehilangan arah di tengah badai kehidupan.
Hujan yang deras itu adalah wahyu —rahmat yang turun dari langit membawa kesadaran dan kehidupan.
Namun bagi hati yang tertutup, hujan terasa menakutkan,guruh terdengar mengancam,dan kilat tampak seperti bahaya yang harus dihindari.
Mereka menutup telinga dari gema petir,seperti banyak manusia hari ini yang menutup diri dari suara kebenaran.
Bukan karena tak tahu,tapi karena takut pada apa yang akan tersingkap jika mereka mendengar dan memahami.
Petir, bagi mereka, adalah cahaya yang terlalu jujur.
Ia menelanjangi topeng. Ia menguak nurani.Dan di sanalah rasa takut itu lahir.
Kegelapan yang disebut dalam ayat bukanlah malam,melainkan kabut dalam jiwa:kabut kesibukan, kebisingan, ambisi, dan ego yang menutupi pandangan batin.
Guruh adalah panggilan hati,
namun kita sering menenggelamkannya dalam riuh dunia.
Dan kilat — sekejap cahaya itu —adalah kesadaran yang muncul di antara jeda, ketika kita tiba-tiba sadar bahwa hidup ini fana,bahwa ada sesuatu yang lebih abadi dari semua pencapaian yang kita kejar.
“وَاللهُ مُحِيطٌ بِالْكَافِرِينَ”
Dan Allah meliputi orang-orang yang kafir.
Bukan sekadar ancaman, tetapi pernyataan kasih yang halus:bahwa tak ada yang bisa keluar dari genggaman-Nya.
Bahkan mereka yang menolak c9ahaya pun tetap berada dalam lingkar kasih dan kuasa-Nya.
Allah tidak menjauh — kitalah yang memalingkan wajah
Kilat di Era Digital
Kini, hujan itu turun dalam bentuk lain:
arus informasi, banjir data, dan derasnya suara yang menuntut perhatian kita.
Guruhnya adalah notifikasi yang tiada henti,dan petirnya adalah cahaya layar yang menembus malam.
Namun di tengah gemuruh dunia maya,
adakah kita masih mampu mendengar suara langit?
Atau justru menutup telinga seperti mereka dalam ayat itu —takut mendengar bisikan hati yang sunyi namun jujur:bahwa kita haus akan makna,bahwa jiwa ini sedang gersang.
Setiap ujian, setiap peristiwa yang mengguncang,adalah guruh yang mengetuk hati agar kembali kepada-Nya.
Dan setiap kilat kesadaran yang menyambar dalam hidup —adalah cahaya Tuhan yang memanggil kita pulang.
Cahaya Setelah Badai
Di balik badai, langit selalu menjanjikan kejernihan.
Begitu pula jiwa.
Setelah hujan kesadaran turun,
akan tumbuh benih iman yang baru —
lebih kokoh, lebih lembut, lebih mengakar dalam.
Maka, jangan takut pada guruh kehidupan,
dan jangan berpaling dari cahaya yang menyilaukan.
Sebab di balik setiap petir yang menakutkan,ada rahmat yang turun dari langit;dan di balik setiap kegelapan,ada Tuhan yang masih menunggu kita menengadah.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

14 hours ago
2








































