TEMPO.CO, Jakarta - Israel menolak untuk membuka sepenuhnya Masjid Ibrahimi di Hebron, Tepi Barat selatan, bagi umat Islam untuk merayakan hari raya Idul Fitri. Kabar itu disampaikan oleh Menteri Wakaf dan Urusan Agama Palestina Mohamed Najm pada Sabtu, 29 Maret 2025.
“Pendudukan menolak untuk menyerahkan Masjid Ibrahimi, beserta seluruh aula, halaman, dan bagian-bagiannya, untuk perayaan Idul Fitri yang diberkahi,” kata Najm dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Anadolu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Najm menegaskan bahwa langkah ini menandai keenam kalinya otoritas Israel menolak untuk membuka seluruh masjid bagi jamaah untuk bulan Ramadan dan perayaan Idul Fitri.
Selain itu, Najm menggambarkan pelarangan tersebut sebagai pelanggaran terang-terangan dan belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Masjid Ibrahimi. Dia juga menilai langkah itu sebagai provokasi terhadap sentimen muslim dan pengabaian terhadap kesucian ritual keagamaan.
Najm mendesak penduduk Provinsi Hebron untuk menghadiri salat subuh dan salat Idul Fitri besok, untuk menegaskan keteguhan dan ketahanan kita dalam menghadapi rencana Yahudisasi pendudukan.
Pada Sabtu lalu, Mufti Besar Yerusalem dan Wilayah Palestina, Sheikh Muhammad Ahmad Hussein, mengumumkan bahwa Ahad, 30 Maret 2025 akan menjadi hari pertama Idul Fitri.
Masjid Ibrahimi terletak di kota tua Hebron di Tepi Barat selatan, yang berada di bawah pendudukan Israel. Masjid ini berada di sekitar 400 pemukim ilegal yang dijaga oleh sekitar 1.500 tentara Israel.
Pada 1994, setelah pembantaian oleh seorang pemukim ilegal yang menewaskan 29 jamaah Palestina, Israel membagi masjid tersebut, mengalokasikan 63 persen wilayahnya untuk orang Yahudi, termasuk ruang salat, dan 37 persen untuk umat Islam.
Ketegangan meningkat di Tepi Barat, Kementerian Kesehatan menyebut wilayah itu menjadi tempat bagi lebih dari 940 warga Palestina tewas dan hampir 7.000 lainnya terluka dalam serangan oleh tentara Israel dan pemukim ilegal sejak dimulainya serangan di Gaza pada 7 Oktober 2023.