CANTIKA.COM, Jakarta - Merefleksikan Hari Ayah Nasional, agar tak sekadar jadi selebrasi, mari kita ulas Daddy Issues yang fenomenanya seperti gunung es. Beberapa anak perempuan memiliki hubungan yang jauh dengan orang tua mereka semasa kanak-kanak. Yang lain mungkin terlalu dekat sehingga hubungan tersebut tidak sehat. Inilah masa ketika perempuan menghadapi masalah ayah.
Apa Itu Daddy Issues?
Daddy issues adalah masalah yang bisa berasal dari tumbuh besar tanpa kehadiran ayah atau memiliki hubungan yang abnormal atau buruk dengan seorang ayah. Masa kanak-kanak seperti ini dapat memengaruhi anak dalam berbagai cara. Umumnya, terdapat ketidakmampuan untuk mempercayai pria di masa dewasa dan/atau hasrat seksual yang kuat secara bersamaan terhadap mereka.
Perilaku seperti ini juga bisa menunjukkan bahwa seseorang memiliki hubungan yang abusif dengan sang ayah. Daddy issues umumnya merupakan frasa umum, yang sering digunakan untuk merujuk pada perempuan yang memiliki hubungan yang membingungkan, kompleks, atau disfungsional dengan laki-laki. Istilah ini dapat menggambarkan orang-orang, khususnya perempuan, yang memproyeksikan tindakan bawah sadar terhadap pasangan pria dalam hidup mereka.
Mengapa Perempuan Rentan Memiliki Masalah dengan Ayah?
Anak perempuan yang memiliki hubungan bermasalah dengan ayah mereka saat tumbuh dewasa biasanya memiliki masalah dengan ayah mereka. Masalah keterikatan yang muncul akibat hubungan dengan ayah, ibu, atau pengasuh utama adalah hal yang wajar.
Pola keterikatan awal dengan membentuk fondasi bagaimana kamu berhubungan dengan orang lain saat dewasa. Itulah sebabnya jika kamu seorang perempuan dengan masalah dengan ayah mereka di masa kecil, kamu mungkin memiliki masalah hubungan dengan pria lain atau mungkin menderita pistanthrophobia .
Selain itu, orang dengan masalah ayah dapat mengalami kesulitan membangun hubungan yang matang dengan pria di masa dewasa. Meskipun istilah ini umumnya digunakan untuk perempuan, faktanya siapa pun yang tumbuh dengan figur ayah yang disfungsional dapat mengembangkan masalah ayah. Istilah ini biasanya digunakan untuk menggambarkan masalah keterikatan perempuan dalam suatu hubungan.
Masalah Ayah dan Teori Keterikatan
Freud pertama kali menggunakan istilah "kompleks ayah" dalam makalahnya tahun 1910, yang membahas pasien laki-laki dan penolakan mereka terhadap pengobatan yang berasal dari "kompleks ayah". Dari teori itulah muncul kompleks Oedipus. Kompleks Oedipus secara khusus merujuk pada anak laki-laki dengan dorongan seksual bawah sadar terhadap ibu mereka, yang seringkali mengakibatkan rasa bersalah atau kecemasan akan pengebirian. Kompleks elektra, sebuah konsep yang diperkenalkan oleh Jung, digunakan untuk menggambarkan teori yang sama yang diterapkan pada anak perempuan dan ayah mereka.
Tanda-tanda Daddy Issues
1. Hanya Berkencan dengan Pria yang Lebih Tua
Seorang gadis dengan masalah ayah mungkin hanya tertarik pada pria yang lebih tua atau pria yang ia anggap sebagai ayahnya. Jika seorang gadis memiliki masa kecil yang buruk dan tidak memiliki hubungan yang sehat dengan ayahnya, ia mungkin akan menikah atau berkencan dengan pria yang lebih tua.
Menjalin hubungan dengan orang yang lebih tua mungkin membuatnya merasa memiliki seseorang yang akan melindunginya. Ia mungkin mencari pria yang lebih tua yang kaya, percaya diri, atau memegang kendali. Hal ini membantunya merasa terlindungi dan aman.
2. Menuntut Cinta dan Kepastian yang Berlimpah
Ketika anak perempuan tumbuh besar tanpa terpenuhinya kebutuhan mereka akan cinta dan kepastian yang mereka terima, hal ini dapat merusak hubungan mereka dengan pasangan di masa dewasa. Ini adalah salah satu gejala masalah ayah pada anak perempuan.
Apakah kamu mencari pasangan yang dapat memenuhi apa yang Anda lewatkan? Apakah Anda membandingkan diri dengan perempuan lain yang pernah ada di kehidupan pasangan Anda sebelumnya? Perilaku seperti ini merupakan contoh masalah ayah.
3. Pola Beracun yang Berulang
Orang-orang dengan masalah ayah mungkin begitu kacau dalam hubungan mereka sehingga mereka terus-menerus mengulanginya. Jadi, mungkin saja seorang perempuan dengan masalah ayah hanya bisa menemukan pasangan yang toksik dalam hubungan karena mereka sudah terbiasa dengan hal itu. Perempuan dengan masalah ayah hanya mencari tanda-tanda bahaya.
4. Ingin Seks Sepanjang Waktu
Beberapa perempuan yang tumbuh dalam hubungan toksik dengan ayah mereka mungkin percaya bahwa seks dapat memberikan mereka kasih sayang yang mereka butuhkan di masa kecil. Anak perempuan yang memiliki masalah dengan ayah mereka mungkin percaya bahwa hubungan seksual akan membuat pasangan mereka lebih mencintai mereka. Mereka juga mungkin mencoba menggunakan seks untuk membangun harga diri atau untuk merasa berhasil dan bangga dengan diri mereka sendiri.
Penyebab Daddy Issues pada Perempuan
Masalah ayah biasanya dimulai sejak masa kanak-kanak karena kurangnya perhatian dari ayah atau figur ayah. Anak perempuan dengan masalah ayah tidak merasakan kasih sayang, perlindungan yang seharusnya mereka terima, dan juga dukungan yang dibutuhkan untuk berkembang. Pengalaman seperti ini dapat menyebabkan masalah ayah di masa dewasa. Beberapa faktor mungkin menjadi pemicu Daddy Issues.
Jika seorang ayah tidak ada secara fisik atau emosional, anak tersebut mungkin berjuang dengan perasaan ditinggalkan, dan itu dapat membuat mereka merasa tidak terlindungi dan tidak berharga.
Seorang ayah yang hadir secara fisik tetapi tidak tersedia secara emosional atau terlalu kritis dapat membuat seorang anak merasa tidak dicintai dan membuat mereka merasa rendah diri.
Bila perilaku figur ayah tidak dapat diduga atau tidak konsisten, hal itu dapat menimbulkan kebingungan dan berdampak pada perkembangan emosi anak. Kekerasan fisik, emosional, atau verbal yang dilakukan seorang ayah dapat menyebabkan luka psikologis mendalam yang dapat memengaruhi hubungan mereka di masa dewasa.
Bagaimana Mengatasi Daddy Issues?
1. Pendekatan Terapi
Pilihan pengobatan pertama untuk masalah ayah bagi seorang gadis adalah terapi. Terapi ini dapat membantu Anda mengelola masalah dengan lebih efektif dan cepat. Terapi perilaku kognitif, salah satu jenis psikoterapi, adalah pilihan terbaik untuk masalah ayah. Terapi ini membantu kamu mengendalikan pola pikir negatif dan mengendalikan masalah pikiran dan fisik.
2. Membangun Hubungan yang Sehat
Hubungan yang sehat penting bagi semua orang, terutama bagi perempuan yang memiliki masalah dengan ayah mereka. Membangun ikatan yang sehat dapat membuat kamu merasa diterima dan aman, yang pada akhirnya membantu mengendalikan trauma masa kecil terkait kompleks ayah. Masalah ayah ini juga dapat menyebabkan gangguan stres pasca-trauma, yaitu akibat hubungan yang kasar dengan ayah.
3. Menulis Jurnal
Menulis jurnal adalah latihan yang bijaksana dan dapat membantu anak perempuan yang memiliki masalah dengan ayah mereka. Dengan menuliskan perasaan dan pengalaman kamu terkait ayah, kamu mendapatkan wawasan tentang bagaimana hubungan ini memengaruhi keterikatan Anda dengan pasangan. Eksplorasi diri ini merupakan langkah penting dalam penyembuhan dari luka emosional akibat hubungan ayah yang kompleks.
4. Aktivitas Perawatan Diri
Jagalah kesehatan emosional, fisik, dan mental dengan meluangkan waktu untuk melakukan aktivitas yang membuat kamu merasa nyaman dengan diri sendiri. Kamu bisa melakukan hal-hal seperti berolahraga, menulis jurnal, bermeditasi, atau menghabiskan waktu bersama orang-orang yang kamu sayangi. Seiring waktu, hal-hal ini dapat membangun harga diri dan membantu mengendalikan kesedihan akibat trauma masa kecil.
Pilihan Editor: Hari Ayah Nasional, Nia Ramadhani Hingga Jessica Iskandar Turut Merayakan
ORANGE COAST PSYCHIATRY
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi Terkini Gaya Hidup Cewek Y dan Z di Instagram dan TikTok Cantika.














































