REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Paparan sinar matahari disebut tidak hanya berpengaruh terhadap suasana hati, tetapi juga terhadap tingkat kesehatan dan harapan hidup seseorang. Dokter spesialis penyakit dalam, dr Christy Efiyanti, mengatakan seseorang yang terbiasa terpapar sinar matahari aktif umumnya memiliki risiko lebih rendah terhadap penyakit kardiovaskular dan kematian nonkanker/non-CVD.
Menurut dr Christy, berbagai penelitian menyebutkan bahwa paparan sinar matahari yang tidak memadai dapat meningkatkan risiko kematian secara signifikan. "Penelitian dalam dekade terakhir menunjukkan bahwa kurangnya paparan sinar matahari mungkin bertanggung jawab terhadap 340 ribu kematian di Amerika Serikat dan 480 ribu kematian di Eropa setiap tahunnya," kata dr Christy dalam keterangan tertulis, dikutip pada Senin (1/12/2025).
la mengatakan kekurangan paparan sinar matahari berhubungan dengan meningkatnya kejadian kanker payudara, kanker kolorektal, hipertensi, penyakit jantung, sindrom metabolik, multiple sclerosis, Alzheimer, hingga autisme. Menurutnya, sinar matahari berperan utama dalam membantu tubuh memproduksi vitamin D, yang dibutuhkan untuk menjaga kekebalan, kesehatan tulang, serta fungsi metabolisme.
"Paparan sinar matahari yang cukup mampu memperbaiki status vitamin D seseorang. Sebaliknya, defisiensi vitamin D sering kali terjadi pada individu yang jarang beraktivitas di luar ruangan," kata dia.
Terkait waktu terbaik untuk berjemur, dr Christy menyebutkan bahwa paparan sinar matahari ideal bergantung pada waktu, musim, garis lintang, kondisi cuaca, serta warna kulit individu. Studi di Inggris merekomendasikan paparan selama 9-13 menit pada waktu makan siang antara bulan Maret hingga September.
Di Indonesia sendiri, hasil riset yang dilakukan peneliti Prof Siti Setiati, menunjukkan bahwa paparan sinar ultraviolet B selama 25 menit dalam tiga kali sepekan selama enam pekan dapat meningkatkan kadar vitamin D secara signifikan. "Melanin (pigmen alami) pada kulit berfungsi sebagai penghalang yang memengaruhi penyerapan sinar ultraviolet B. Umumnya, orang berkulit cerah membutuhkan 5-15 menit paparan sinar matahari sebanyak 2-3 kali sepekan," kata dia.
Dokter Christy juga memberikan pesan kepada masyarakat agar tidak takut beraktivitas di bawah sinar matahari. "Perbanyak aktivitas di luar ruangan dan biasakan berjemur setiap hari. Jangan lupa periksakan diri untuk mengetahui status vitamin D pada tubuh," kata dia.

39 minutes ago
1













































