H-1 Lebaran, Tumpukan Kulit Ketupat Menggunung Tak Laku Dijual

2 days ago 7

TEMPO.CO, Jakarta - Satu hari menjelang Lebaran 1446 Hijriah, ribuan kulit ketupat tak laku dijual oleh beberapa pedagang di kawasan Pasar Bintang Mas hingga Pasar Palmerah, Jakarta Barat. Seorang pedagang asal Serang, Jawa Barat, mengestimasi ia akan membuang sekitar 5 ribu kulit ketupat yang warnanya telah kecoklatan. 

Ribuan kulit ketupat itu dibungkus ke dalam 25 kantong bening yang ditumpuk di pojokan kios. "Jadi stok banyak, yang beli enggak ada. Ada sih, cuma enggak kayak tahun kemarin," ujar Edi Setiawan di lapaknya di depan Pasar Palmerah, Jakarta Barat, pada Ahad, 30 Maret 2025. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Edi merasakan langsung adanya penurunan penjualan dibanding tahun lalu. Di 2024, ia bisa menjual hingga 50 ribu buah kulit ketupat, sementara tahun ini jualannya hanya laku berkisar 20 ribu kulit ketupat. "Kalau kemarin mah bawa 50 ribu ketupat juga alhamdulillah laku semua, ini kelebihan bawanya," kata laki-laki berumur 38 tahun itu. 

Selain merasa sedang tidak beruntung, ia menilai penjualannya menurun karena keadaan perekonomian sedang sulit. Ditambah dengan menjamurnya pedagang kulit ketupat, membuat persaingan bisnis musiman itu kian sengit. Ia mengestimasi omset penjualannya menurun hingga 30 persen, meski tak berkenan menyebut nominalnya. 

Pada Idul Fitri tahun 2024, ia menjual satu ikat yang terdiri dari 10 kulit ketupat seharga Rp 20 ribu. Di tahun ini ia telah memangkas hingga separuh harga tapi penjualannya tak bisa menyamai tahun lalu. "Harga turun belum bisa kejual semua, ini juga masih banyak," kata dia yang sehari-hari menjual buah kelapa ijo di kios yang sama. Ia mengatakan hanya memperoleh untung tipis dari hasil jualannya semenjak 4 hari lalu. 

Tak hanya Edi, lapak yang sepi pembeli juga dialami oleh Ayub Saputra yang berjualan sejak kemarin. Ia menggelar dagangannya beberapa meter dari milik Edi. Pengamatan Tempo, beberapa pembeli melewati lapak Ayub begitu saja. "Sudah layu, dia (pembeli) lihat yang segar. itu kan baru bikin," kata Ayub sambil menunjuk kulit ketupak milik penjual sebelahnya. 

Ia membawa sekitar 3 ribu kulit ketupat dari Pandeglang sejak kemarin. Laki-laki berumur 28 tahun itu masih memiliki 1.000 kulit ketupat yang harus dijual hingga malam ini. Namun, ia rugi sebab sebagian stok kulit ketupat itu telah mengering dan tak lagi diminati. "Ini mah sudah enggak laku, paling dibuang," katanya sambil menoleh ke tumpukan plastik berisi ratusan kulit ketupat layu.

Demi menghabiskan stok, ia menjual dua ikat kulit ketupat seharga Rp 15 ribu sesuai yang ditawar pembeli. Kini ia tak masalah dengan harga, sebab ia lebih khawatir dagangannya akan berakhir menjadi sampah bila tak terjual hingga malam ini. Di sejumlah titik di kawasan Pasar Bintang Mas hingga Pasar Palmerah, Tempo melihat ratusan kulit ketupat yang sudah berwarna cokelat ditinggalkan begitu saja. Menurut warga yang berada di sekitar lokasi, pemilik kulit ketupat itu sudah berlalu sejak subuh karena tak semua dagangannya terjual.

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |