Gempa Susulan Guncang Myanmar saat Evakuasi Korban Digelar

1 day ago 6

TEMPO.CO, Jakarta - Warga menyisir bangunan yang runtuh pada Ahad, untuk mencari korban selamat saat gempa susulan mengguncang Kota Mandalay. Ini dua hari setelah gempa besar menewaskan sedikitnya 1.700 orang di Myanmar dan sedikitnya 18 orang di Thailand.

Dilansir dari CNA, gempa berkekuatan 7,7 skala Richter pertama terjadi di dekat Mandalay di Myanmar tengah pada Jumat 28 Maret 2025, diikuti beberapa menit kemudian oleh gempa susulan berkekuatan 6,7 skala Richter.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gempa tersebut meruntuhkan bangunan, merobohkan jembatan, dan membuat jalan tertekuk, dengan kerusakan massal terlihat di kota berpenduduk lebih dari 1,7 juta orang tersebut.

Pemilik kedai teh Win Lwin berjalan melewati sisa-sisa restoran yang runtuh di jalan utama di lingkungannya pada Minggu pagi, sambil membuang batu bata satu per satu.

"Sekitar tujuh orang tewas di sini" saat gempa terjadi, katanya, dilansir dari CNA.

"Saya mencari lebih banyak jenazah, tetapi saya tahu tidak mungkin ada yang selamat. Kami tidak tahu berapa banyak jenazah yang mungkin ada, tetapi kami sedang mencari."

Sekitar satu jam kemudian, gempa susulan kecil terjadi, membuat orang-orang berlarian keluar dari hotel untuk mencari tempat aman, menyusul getaran serupa yang dirasakan Sabtu malam.

Sekitar pukul 14.00, gempa susulan lain berkekuatan 5,1 menurut Survei Geologi membuat orang-orang berhamburan ke jalan karena khawatir sekali lagi dan menghentikan sementara pekerjaan penyelamatan.

Malam sebelumnya, tim penyelamat telah mengeluarkan seorang perempuan hidup-hidup dari reruntuhan gedung apartemen yang runtuh. Penyelamatan itu disambut dengan tepuk tangan meriah saat dia dibawa dengan tandu ke ambulans.

Junta Myanmar mengatakan dalam sebuah pernyataan Ahad sore bahwa sekitar 1.700 orang dipastikan tewas sejauh ini, sekitar 3.400 orang terluka dan sekitar 300 lainnya hilang.

Tetapi skala sebenarnya dari bencana tersebut masih belum jelas di negara yang diperintah militer yang terisolasi itu. Jumlah korban juga diperkirakan meningkat secara signifikan.

Di aula ujian Buddha yang hancur di Mandalay, Myanmar dan petugas tanggap darurat Cina bekerja untuk menemukan korban yang terkubur pada Ahad.

Sejauh ini, 21 orang telah diselamatkan sementara 13 jenazah telah ditemukan, tetapi setidaknya dua orang lagi diyakini masih hidup di reruntuhan, kata petugas penyelamat.

San Nwe Aye, saudara perempuan seorang biksu berusia 46 tahun yang hilang di aula yang runtuh, tampak sangat tertekan, dan mengatakan bahwa dia belum mendengar kabar tentang statusnya.

"Saya ingin mendengar suaranya berkhotbah," ujarnya. "Seluruh desa menghormatinya."

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |