ERIA Soroti Peran Indonesia dalam Upaya Perdamaian Kamboja

4 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta -Sekolah Pemerintahan ERIA menggelar seminar bertajuk "Peran Indonesia dalam Proses Perdamaian Kamboja" di kantor ERIA, Jakarta, pada Selasa, 29 April 2025.

Acara tersebut membuka serangkaian kegiatan menjelang Kuliah Kepemimpinan ERIA yang menghadirkan Presiden Senat Kerajaan Kamboja, Samdech Akka Moha Sena Padei Techo Hun Sen, pada 6 Mei mendatang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seminar tersebut menyoroti peran penting Indonesia dalam mempromosikan perdamaian dan stabilitas di Kamboja selama akhir 1980-an dan awal 1990-an, khususnya melalui "diplomasi pesta koktail" dan kepemimpinannya dalam Pertemuan Informal Jakarta (JIM).

Prakarsa-prakarsa ini tidak hanya memfasilitasi jalan Kamboja menuju rekonsiliasi, tetapi juga memperkuat posisi ASEAN sebagai pendorong stabilitas regional.

Dekan Sekolah Pemerintahan ERIA Nobuhiro Aizawa menekankan kontribusi signifikan Indonesia, khususnya melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI). 

"Inisiatif Indonesia dalam proses perdamaian Kamboja merupakan contoh monumental tentang bagaimana diplomasi yang konstruktif dan kepemimpinan yang visioner dapat membawa stabilitas dan perdamaian ke suatu kawasan di tengah konflik," kata Aizawa, dikutip dari rilis resmi ERIA.

Aizawa menuturkan bahwa upaya diplomatik Indonesia dimulai di bawah kepemimpinan Mochtar Kusumaatmadja, yang memprakarsai keterlibatan informal.

Langkah itu kemudian dilanjutkan oleh mantan Menteri Luar Negeri Ali Alatas yang mempelopori Pertemuan Informal Jakarta (JIM) sebagai titik balik dalam proses perdamaian. 

Tak hanya itu, Aizawa juga menyebut bahwa Jenderal LB Moerdani, yang saat itu menjabat Menteri Pertahanan, turut memainkan peran penting dengan melibatkan perwakilan Vietnam dan memperkuat posisi ASEAN melalui diplomasi militer yang strategis.

Bagi Aizawa, upaya kolektif ini membentuk fondasi bagi stabilitas Asia Tenggara saat ini. "Tidak seperti banyak kawasan lain yang masih bergelut dengan sengketa wilayah dan ketegangan geopolitik, Asia Tenggara telah berhasil membangun stabilitas yang langgeng melalui pendekatan regional kolektif, di mana Indonesia memainkan peran aktif," ujarnya. 

Adapun seminar ini merupakan bagian dari upaya ERIA untuk memperkuat memori kelembagaan Asia Tenggara melalui Seri Kuliah Kepemimpinan.

Edisi kedua dari seri ini akan menampilkan Samdech Techo Hun Sen, yang akan merefleksikan kepemimpinannya dalam mencapai perdamaian dan rekonsiliasi nasional di Kamboja.

Wawasannya diharapkan dapat memberikan pelajaran berharga bagi para pembuat kebijakan, akademisi, dan pemimpin muda di seluruh kawasan. 

Seri Kuliah Kepemimpinan ERIA pertama kali diluncurkan pada 18 September 2024, dengan mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai pembicara perdana.

Seri ini menyediakan platform untuk diskusi tingkat tinggi tentang kepemimpinan, tata kelola, dan kerja sama regional, yang berkontribusi pada warisan diplomatik dan intelektual kawasan. 

Lewat seminar dan Kuliah Kepemimpinan yang akan datang, Sekolah Pemerintahan ERIA menegaskan kembali komitmennya untuk memajukan perjalanan Asia Tenggara menuju perdamaian, stabilitas, dan kerja sama regional yang lebih mendalam.

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |