Sejumlah santri mengikuti apel peringatan Hari Santri di Pondok Pesantren Lirboyo, Kota Kediri, Jawa Timur, Selasa (22/10/2024). Kegiatan tersebut diikutin oleh ribuan santri di salah satu pondok pesantren terbesar di Jawa Timur.
REPUBLIKA.CO.ID INDRAMAYU – Forum Pondok Pesantren (FPP) Kabupaten Indramayu mengecam salah satu tayangan dari program Expose di Trans7. Pasalnya, tayangan tersebut dinilai merendahkan pondok pesantren serta kiai dan santri.
Ketua FPP Kabupaten Indramayu, KH Azun Mauzun pun menyatakan pihaknya melakukan aksi boikot terhadap Trans7. Mereka juga mendesak Trans7 untuk meminta maaf kepada khalayak atas tayangan tersebut.
“Kami, FPP Kabupaten Indramayu, menuntut Trans7 meminta maaf secara terbuka di media nasional, elektronik maupun cetak, atas penayangan program Expose yang telah merendahkan pondok pesantren,” tegas Azun kepada Republika.co.id, Selasa (14/10/2025).
Seperti diketahui, dalam salah satu programnya, Trans7 menayangkan potongan video yang disertai dengan narasi yang mendiskreditkan pesantren. Bahkan, potongan gambar itu menampilkan kiai sepuh di Pondok Pesantren Lirboyo, KH Anwar Manshur.
Tayangan itu dengan cepat viral dan mendapat kecaman luas di media sosial.
Azun pun meminta aparat penegak hukum agar mengusut tayangan tersebut. Pasalnya, tayangan itu telah mencemarkan nama baik dan penghinaan institusi pendidikan Islam tertua, yang telah berjasa besar bagi sejarah kebangsaan Indonesia.
“FPP Kabupaten Indramayu meminta kepada Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), serta Komisi Penyiaran untuk mencabut ijin Trans7 dalam program-program keagamaan tersebut,” cetus Azun.
Azun menambahkan, pihaknya juga menuntut Trans Corporation untuk bertanggung jawab secara keseluruhan jika terdapat dampak-dampak negatif yang mempengaruhi pesantren secara keseluruhan.
“Kami pun meminta kepada masyarakat pada umumnya agar tidak terpengaruh oleh tayangan Expose Trans7 tersebut, terutama terkait isu pesantren dan keagamaan,” tutur Azun.
Azun juga mengajak semua pihak menyikapi hal itu dengan serius demi masa depan pesantren dan bangsa Indonesia yang lebih damai dan kondusif bagi pendidikan ke depan. Kepada seluruh pondok pesantren di Kabupaten Indramayu, ia pun meminta agar menunggu instruksi selanjutnya. “Salam bela kiai, bela ulama, jaya NKRI,” tukas Azun. N lilis sri handayani