TEMPO.CO, Depok - Salah satu inisiator Car Free Day (CFD) Indonesia, Ahmad Safrudin, menyarankan rencana kegiatan hari tanpa kendaraan yang akan digelar di Jalan Margonda Depok pada Minggu, 4 Mei 2025, ditunda.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Karena rencana pelaksanaan CFD di Jalan Raya Margonda tersebut menyimpang dan cacat teknis," kata Safrudin dalam keterangan tertulis yang diterima pada Sabtu, 3 Mei 2025.
CFD di Margonda, menurut dia, menyimpang karena rencana teknisnya tidak memenuhi kaidah penyelenggaraan CFD, seperti penutupan ruas jalan sepanjang minimal 4 km dari aktivitas kendaraan bermotor. Tujuan penutupan ruas jalan sepanjang 4 km itu untuk memulihkan kualitas udara di ruas jalan tersebut.
"Dengan penyelenggaraan pada sebagian ruas Jalan Margonda dari pertigaan Jalan ARH (Arif Rahman Hakim) hingga pertigaan Jalan Juanda atau sepanjang 2,7 km, maka tidak memenuhi ketentuan penyelenggaraan CFD," tutur Safrudin.
Selain faktor jarak, waktu pelaksanaan juga terlalu minim, yakni hanya tiga jam mulai pukul 06.00-09.00 WIB. Padahal idelanya minimal 8 jam. "Kombinasi pelaksaan minimal pada jalan sepanjang 4 km selama minimal 8 jam akan mampu memulihkan kualitas udara secara signifikan," paparnya.
Safrudin juga mengatakan, pelaksanaan minimal 8 jam ini juga terkait dengan ketentuan pengukuran kualitas udara harian yang menghendaki pengukuran dilakukan selama minimal 8 jam.
"Sehingga data hasil pengukuran ini dapat dianalisis dan dibandingkan dengan hasil pengukuran kualitas udara di saat tidak diselenggarakan CFD." ujarnya. "Pemasangan alat pemantau kualitas udara di kawasan penyelenggaraan CFD guna mengetahui efektivitas penyelenggaraan CFD dalam memulihkan kualitas udara."
Sementara itu, Alfred Sitorus, dari Koalisi Pejalan Kaki, menjelaskan cacat teknis di CFD Jalan Margonda Depok karena desain pelaksanaan hanya akan menutup jalur barat Jalan Raya Margonda saja. Sedangkan jalur timur Jalan Raya Margonda masih dibuka sebagai jalan alternatif dengan membolehkan kendaraan bermotor berlalu lalang selama pelaksanaan CFD. Bahkan satu lajur di antaranya diterapkan contraflow.
"Ini sangat membahayakan bagi pengunjung CFD maupun pengendara kendaraan bermotor karena perpaduan kerumunan orang dengan lalu lalang kendaraan bermotor dapat memicu terjadinya kecelakaan fatal," kata Alfred.
Ia mencontohkan CFD di Jalan Jenderal Suprapto Jakarta Pusat pada 5 Agustus 2012 silam, di mana pesepeda mengalami kecelakaan fatal dan harus dilarikan ke rumah sakit akibat tertabrak kendaraan bermotor.
Untuk itu, ia menyarankan CFD di Margonda ditunda hingga mendapatkan desain yang memenuhi persyaratan teknis dan prinsip sesuai panduan penyelenggaraan CFD yang diterbitkan Kementerian Lingkungan Hidup pada 2015
"Maka rencana penyelenggaraan CFD di Jalan Raya Margonda pada tanggal 4 Mei 2025 tersebut harus ditunda," ucap Alfred.
Wali Kota Depok Supian Suri mengatakan pemerintah mengadakan CFD untuk memfasilitasi warga Depok yang ingin berolahraga. "Ini bagian dari upaya kita bagaimana kami udah punya perda olahraga, bagaimana masyarakat kami gemar berolahraga. Dengan istilah apa, 'Gemas Bro' ya, gerakan masyarakat senang berolahraga," kata Supian usai Musrenbang tingkat Kota di UIII Depok, Rabu, 30 April 2025.
Supian menegaskan bahwa perda tersebut bukan hanya menjadi payung hukum, tetapi harus bisa diimplementasikan.
"Salah satu upaya bagaimana masyarakat gemar berolahraga yang pada akhirnya mereka sehat, kita berharap kita ngasih ruang mereka buat berolahraga. Dan upaya yang kita lakukan salah satunya adalah car free day," tutur Supian.
Supian berujar bahwa prioritas utama CFD adalah proses mengurangi polusi udara. Ia berharap program tersebut menjadi ikhtiar agar Margonda yang dianggap polusi udaranya tinggi dapat dikurangi.
"Katanya polutannya paling termasuk yang tinggi ini bisa kita kurangin," ujar Supian.
Pilihan editor: DPRD Depok Usul Pembentukan 3 BUMD Baru
