AHY Memuji PSEL Benowo untuk Keberhasilan Kelola Sampah jadi Energi Listrik

5 hours ago 4

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengatakan bahwa penanganan sampah nasional membutuhkan pendekatan menyeluruh dan berorientasi pada solusi jangka panjang. Namun, AHY menekankan bahwa isu pengelolaan sampah menjadi energi listrik berbasis waste to energy tidak boleh didorong oleh motif bisnis, namun untuk mengurangi dan menuntaskan permasalahan sampah. 

AHY dalam FGD Implementasi Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL)

“Walaupun saya juga paham bahwa bicara isu waste to energy ini banyak sekali yang tertarik, tetapi jangan sampai hanya didasari pada motif bisnis. Tetapi, harus menyeluruh bahwa ini first and foremost adalah masalah sampah ini dulu. Kita kurangi, kita reduksi,” ujar AHY dalam penyelenggaraan Focus Group Discussion (FGD) Implementasi Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL), dikutip dari sumber tertulis laman Kemenkoinfra pada Rabu, 23 April 2025.

AHY mengatakan bahwa pemerintah tidak boleh berpihak pada teknologi maupun institusi tertentu. AHY mengungkapkan, “Ternyata dalam perkembangannya banyak kemajuan. Kita tidak berpihak pada satu-dua teknologi, apalagi satu-dua kantor. Tidak, kita bicara negara, pemerintah harus utuh melihatnya.”

Sebagai contoh, AHY menjabarkan keberhasilan PSEL Benowo di Surabaya sebagai inisiatif mengatasi sampah yang sukses. Walaupun teknologi yang digunakan PSEL tersebut masih berupa teknologi gasifikasi yang dinilai kurang efektif dibandingkan insinerator, AHY mengklaim bahwa model pengolahan sampah tersebut memberi kontribusi nyata dalam memproduksi energi.

“Tingkat efektivitasnya itu katanya sekitar 40 persen. Sedangkan kalau insinerator bisa hingga 80–90 persen. Tapi at least ada yang lakukan, at least itu bisa memberikan solusi,” katanya.

Kunjungan AHY ke PSEL Benowo

Sebelumnya, AHY melakukan kunjungan ke PSEL Benowo untuk menilik secara langsung operasi pengubahan sampah menjadi energi. Menko tersebut mengapresiasi teknologi PSEL yang berlokasi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo, Surabaya, Jawa Timur tersebut. 

"Jadi kunjungan kami ke sini untuk melihat secara langsung, operasi dari PSEL yang ada di Benowo, yang kita tahu sudah berjalan efektif selama kurang lebih empat tahun terakhir," kata AHY, dikutip dari Antara, pada Rabu, 16 April 2025.

Persoalan sampah, kata AHY, merupakan tantangan kolektif yang perlu ditangani secara menyeluruh di seluruh kota dan kabupaten di Indonesia. Maka dari itu, AHY mendorong seluruh pihak untuk menghadirkan pusat-pusat pengelolaan sampah.

“Oleh karena itu kita harus selalu menghadirkan pusat-pusat pengelolaan sampah yang benar-benar terpadu, semakin modern dengan teknologi yang juga baik, sehingga semakin efektif dan efisien," ujarnya.

AHY mengatakan bila PSEL Benowo Surabaya dapat menjadi percontohan nasional untuk mengatasi persoalan sampah secara berkelanjutan, namun harus melakukan penyesuaian skala teknologi dalam setiap daerah sesuai dengan kapasitas produksi sampah pada masing-masing wilayah.

AHY menjelaskan bahwa Surabaya telah menghasilkan sekitar 1.600 ton sampah setiap hari. Ketua Umum Partai Demokrat tersebut juga mengatakan bahwa PSEL TPA Benowo menggunakan metode pengolahan Gasification Power Plant dan Landfill Gas Power Plant untuk kemudian menjadi energi dan dialirkan menuju Gardu Induk Altaprima.

"Yang pertama adalah menggunakan (landfill) Gas Power Plant bisa menghasilkan 1,65 hingga 2 megawatt. Sedangkan yang 1.000 ton (sampah) itu menggunakan metodologi gasifikasi," katanya. AHY melanjutkan, "Tentu ada beberapa elemen sisanya, yaitu namanya fly ash dan bottom ash. Bottom ash kurang lebih 15 persen, sedangkan fly ash sekitar dua persen. Ini juga masih bisa digunakan, termasuk bisa untuk menimbun, pengurukan, dan sebagainya.”

Pilihan Editor: Menteri AHY Bentuk Satgas Percepatan Pengelolaan Sampah Nasional

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |