Agar Dukungan Palestina Merdeka Jadi Kultur Populer di Indonesia

3 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Tak peduli sedikit maupun banyak orang, pembelaan atas penderitaan masyarakat Palestina di Jalur Gaza harus tetap disuarakan dari seluruh penjuru dunia. Itu kiranya yang sedang dikampanyekan para pemusik dari kalangan indie bersama aktivis-aktivis kemanusian yang tergabung dalam Hearts of Palestina (Hope). 

Gelaran musik akustikan sederhana yang disokong oleh Dompet Dhuafa (DD) itu bertujuan mempopulerkan dukungan kemerdekaan Palestina, dan penghentian genosida di Gaza ke semua kalangan di Indonesia. Selama ini aktivisme Palestina di Indonesia terkesan dominan disuarakan para aktivis Islam. Sementara sejak Oktober 2023 dan berlangsungnya genosida di Gaza, pembelaan Palestina kian jadi arus utama perlawanan anak-anak muda sedunia.

Kata Project Manager Hope Eka Annash, semua kalangan dari ragam lapisan ingin sama-sama dalam satu perjuangan untuk turut mendukung kemerdekaan Palestina, dan mengkampanyekan penghentian genosida di Gaza. “Kita ingin agar kampanye untuk mendukung kemerdekaan Palestina ini, penentangan genosida di Gaza ini menjadi inklusif. Dan menjadi populer di semua kalangan,” kata Eka yang merupakan pentolan dari the Brandals. 

Kata dia, melalui Hope ini, dia berharap partisipasi para seniman, penyanyi-penyanyi indie dapat turut mengambil peran serta dalam membela Palestina yang merdeka. “Ini adalah rangkaian program yang sudah berjalan hampir dua bulan, sejak bulan September (2025). Kita sudah melakukan beberapa rangkaian kegiatan dan edukasi tentang Palestina ke semua kalangan. Mulai dari diskusi, pemutaran film, sesi pembacaan puisi, acara-acara musik seperti ini,” begitu kata Eka. Pada Ahad (19/10/2025) sore sampai malam, Hope Akustik digelar di Cibis Park, Jakarta Selatan (Jaksel).

Empat penyanyi, dan kelompok musik indie yang saling tampil bergilir-giliran. Mulai dari Arya Novandana, Enau, Vikri Rahmat, dan juga Kunto Aji, sampai Hadad Alwi. Mereka menyanyikan lagu-lagu ciptaan masing-masing, sambil tetap menyuarakan pentingnya kesadaran sesama manusia untuk mendukung perjuangan orang-orang Palestina di Gaza agar merdeka dan terbebas dari penjajahan, serta genosida Zionis Israel. 

Dari pantauan Republika acara tersebut, memang belum membawa massa yang masif. Tapi kata Eka, kampanye dukungan kemerdekaan Palestina, dan penghentian genosida di Gaza harus tetap disuarakan.

“Kita melakukan ini, karena memang masalah Palestina ini, bukan hanya masalah sekelompok orang. Bukan hanya dari kalangan Islam saja, bukan hanya masalah kalangan tertentu saja. Tetapi kita juga ingin ikut dalam aktivitas-aktivis untuk membela kemanusian, untuk membela kehidupan manusia-manusia lainnya, untuk membela hak-hak kemerdekaan bangsa Palestina yang saat ini dalam penjajahan dan genosida,” ujar Eka. 

Dia berharap kampanye-kampanye tentang kemerdekaan Palestina, tentang penghentian genosida di Gaza semakin masif, pun semakin populer di semua kalangan di Indonesia. “Karena yang kita lakukan ini adalah untuk kebaikan. Dan kita adalah orang-orang yang baik yang harus menularkan kebaikan,” ujar Eka. 

Vikri Rahmat yang selama ini dikenal sebagai Vikri Rasta, pun mengharapkan situasi yang serupa. Baginya, turut bersama-sama dalam menyuarakan kemerdekaan Palestina, dan penghentian genosida di Gaza merupakan kewajiban yang harus. Hal tersebut menurutnya sebagai sikap diri demi mendukung pihak yang benar. “Dan mendukung kemerdekaan Palestina itu, sebagai tindakan yang benar,” kata Vikri. 

Gelaran Hope Palestina, akan kembali digelar pada 24 Oktober mendatang di Gramedia Matraman Jakarta Pusat (Jakpus) dengan acara pembacaan puisi-puisi perlawanan untuk kemerdekaan Palestina. Gelaran tersebut, pun rencananya bakal berlanjut pada 26 Oktober mendatang dengan pentas musik, dan orasi mendukung kemerdekaan Palestina, dan penghentian genosida di Gaza yang rencananya akan digelar di depan Gedung Kedutaan Amerika Serikat (AS) di Jakarta. 

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |