5 Fakta Menarik Seputar Kapel Sistina, Tempat Ritual Konklaf

6 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Selepas kepergian Paus Fransiskus pada 22 April 2025 lalu. akan diselenggarakan ritual konklaf. Ritual tersebut untuk mencari sosok yang mampu mengganti peran Paus Fransiskus sebagai Uskup Roma dan memimpin umat Katolik sedunia. Konklaf sendiri telah dijadwalkan berlangsung secara tertutup pada tanggal 7 Mei 2025 mendatang, di Kapel Sistina.

Kapel Sistina berada di dalam lingkungan Istana Apostolik, kediaman resmi Paus di Vatikan. Berikut ini 5 fakta menarik seputar Kapel Sistina, seperti yang dilansir dari Graylinerome, Througheternity, Thesistinechapel, dan Britannica yaitu:

1. Nama bangunan yang Diserap dari Nama Paus Sixtus IV

Paus Sixtus IV merupakan sosok yang membangun dan memugari bangunan Kapel Sistina tepat dua tahun setelah dirinya diangkat menjadi Paus pada tahun 1473, dan rampung saat menjelang tiga tahun masa Kepausan dirinya berakhir karena meninggal dunia, yakni pada tahun 1481.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meski dikenal sebagai sosok yang kontroversi karena berbagai catatan nepotisme dan cerminan korupsi pada era Renaisans, namun dia mendukung perkembangan seni dan pendidikan, termasuk memperluas Perpustakaan Vatikan. Pada bidang kesenian, Paus Sixtus IV memerintah ke sejumlah seniman Renaisans, seperti Perugino, Botticelli, Pinturicchio, dll. untuk melukis di Kapel Sistina. Mereka melukis fresko tentang Adegan Kehidupan Musa dan Kehidupan Kristus.

2. Lukisan di Langit Kapel

Bagian yang menarik perhatian dari bangunan ini ialah langit-langit interior yang dipenuhi dengan lukisan fresko. Salah satu fresko ternama ialah lukisan The Last Judgement karya dari Michelangelo di Lodovico Buonarroti Simoni, salah seorang seniman ternama asal Italia pada masa Renaisans. 

Lukisan ini dikerjakan pada tahun 1535-1541, yang diperintahkan oleh Paus Julius II. Dengan berada tepat di altar Kapel Sistina, lukisan yang mengambil tema hari penghakiman ini seperti menjadi sebuah isyarat kepada para Kardinal nantinya agar dapat berlaku adil, dan menghindari segala perbuatan tercela dalam proses Konklaf.

Selain The Last Judgement, fresko terkenal dari guratan tangan Michelangelo lainnya ialah The Creation of Adam. Lukisan yang terbilang rumit ini selesai hanya dengan 16 hari pengerjaan pada sekitar tahun 1511.

Kapel Sistina di dalam lingkungan Istana Apostolik merupakan ruang untuk mengangkat Paus. Foto: @tejard

3. Tempat Berlangsungnya Ritual Konklaf

Pada tahun 1492, bangunan ini menjadi tempat penyelenggaraan Konklaf untuk pertama kalinya. Kemudian, pada tahun 1878 secara permanen Konklaf dilaksanakan di Kapel Sistina. Konklaf berlangsung apabila Paus mengundurkan diri atau meninggal dunia. 

Konklaf terakhir kali berlangsung pada tahun 2013, selama 27 jam. Waktu yang relatif cepat dibanding pelaksanaan Konklaf yang pernah memakan waktu hingga 33 bulan lamanya, yakni pada tahun 1268-1271.

Apabila Paus telah terpilih, akan ada asap putih membumbung ke langit melalui cerobong Kapel Sistina, dan frasa “Habemus Papam” akan terdengar dari balkon Basilika Santo Petrus. Sebaliknya, jika belum ada suara yang mencapai angka dua pertiga suara mengungguli kandidat lainnya, maka asap hitam yang akan keluar dari cerobong bangunan batu berbentuk persegi empat tersebut. Asap itu menandakan bahwa belum ada keputusan dari berlangsungnya Konklaf.

4. Dilarang Mengambil Gambar

Hal yang mungkin menjadi tantangan ketika berkunjung ke Kapel Sistina ialah menahan hasrat untuk mengabadikan lukisan-lukisan agung yang ada di depan mata, dengan memotret atau mengambil rekaman video. Tindakan ini tidak dapat ditoleransi. Alasannya terkait undang-undang hak cipta yang mesti ditaati para pengunjung.

Meski demikian, satu dua pengunjung tetap saja berulah secara diam-diam dari penjaga untuk mengabadikan momen tersebut ke dalam galerinya. Sebaliknya, pengunjung disarankan dapat menikmati mahakarya dari tangan para maestro secara khidmat, dan mendengar dengan seksama penjelasan tour guide tentang bangunan itu.

5. Replika Kapel Sistina

Gary Bevans, seorang jemaat yang berprofesi sebagai sign writer, terinspirasi untuk mereplika lukisan yang ada di Kapel Sistina, setelah mengikuti ziarah paroki ke Roma pada tahun 1987. Permintaan Gary ini mendapat persetujuan setelah dirinya berdiskusi dengan Uskup Cormac.

Lelaki yang belajar melukis secara otodidak ini melukisnya pada langit-langit Gereja Katolik English Martyrs, dengan perbandingan skala 2/3 dari ukuran aslinya. Meski demikian, ia tetap mempertahankan warna-warna lukisan sesuai dengan langit-langit Kapel Sistina. Pada Misa Syukur, Gary Bevans dianugerahi Salib Kepausan “Pro Eccelesia et Pontifice” oleh otoritas Uskup.

MUHAMMAD RIFAN PRIANTO

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |