5 Cara Menghilangkan Lemak Perut

5 hours ago 3

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengundang kontroversi setelah menyebut pria yang memakai celana jeans ukuran 33 atau lebih besar “lebih cepat menghadap Allah”. Budi menyebut ukuran celana jeans bisa menjadi indikator obesitas akibat penumpukan lemak visceral atau lemak di sekitar organ dalam yang sangat berbahaya bagi kesehatan.

Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Slamet Budiarto mengkritik penyampaian Menkes yang dianggap menyederhanakan masalah kesehatan secara berlebihan. Menurut dia, ukuran celana itu bukan tolok ukur medis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dia menyebut lemak di tubuh harus dinilai secara komprehensif, tidak sekadar dilihat dari penampilan fisik. "Ngapain dikaitkan dengan menghadap Tuhan, itu kan urusan takdir. Lebih baik imbauan-imbauan positif saja seperti cek tensi, cek darah," kata kata dia, Sabtu, 17 Mei 2025.

Di balik kontroversi itu, perut buncit memang terbukti berbahaya. Lemak visceral dapat meningkatkan risiko kematian dini, penyakit jantung, diabetes, hingga kanker.

Dikutip dari Harvard Medical School, Healthday, dan NAD Aging Sciense, berikut lima cara sehat yang terbukti efektif untuk mengecilkan perut buncit berdasarkan hasil penelitian ilmiah terbaru:

1. Ubah Pola Makan

Asupan tinggi gula tambahan dan karbohidrat olahan meningkatkan risiko penumpukan lemak perut. Studi dalam dari The BMJ mengungkap bahwa pola makan seperti ini berhubungan dengan peningkatan risiko kematian akibat penyakit metabolik. Gantilah makanan manis dan olahan dengan sumber gizi utuh seperti buah, sayur, kacang-kacangan, dan biji-bijian utuh. Hindari minuman manis dan camilan tinggi gula.

2. Rutin Berolahraga

Aktivitas fisik terbukti mampu mengurangi lemak visceral dan meningkatkan kebugaran jantung. Studi dari Italia dan Slovenia menemukan bahwa orang dengan A Body Shape Index (ABSI) yang rendah memiliki kapasitas aerobik (VO2 max) yang lebih tinggi dan tekanan darah lebih rendah. Lakukan olahraga seperti jalan cepat, lari, bersepeda, atau senam aerobik setidaknya 150 menit per minggu secara konsisten.

3. Cukupi Waktu Tidur

Kurang tidur memicu peningkatan hormon kortisol dan ghrelin yang merangsang nafsu makan serta penyimpanan lemak, terutama di perut. Tidur berkualitas 7-8 jam setiap malam membantu metabolisme bekerja optimal dan menekan peradangan kronis. Hindari begadang dan biasakan tidur serta bangun pada jam yang sama setiap hari.

4. Kelola Stres Secara Aktif

Stres kronis tidak hanya merusak mental, tapi juga tubuh. Kortisol yang dilepaskan saat stres berkepanjangan mendorong penumpukan lemak visceral. Meditasi, yoga, teknik pernapasan, dan aktivitas rekreasional terbukti mampu menurunkan stres dan menyeimbangkan hormon. Menurut para ahli, keseimbangan emosional penting untuk menjaga berat badan ideal dan kesehatan jantung.

5. Konsumsi Polifenol

Polifenol seperti quercetin, resveratrol, fisetin, dan kurkumin memiliki efek senolitik, yaitu membersihkan sel tua pemicu peradangan dalam jaringan lemak. Studi praklinis menunjukkan bahwa senyawa ini membantu menurunkan risiko penyakit kronis akibat lemak perut.

Makanan kaya polifenol antara lain buah beri, teh hijau, anggur merah, kunyit, serta sayuran hijau gelap. Konsumsi secara rutin melalui makanan atau suplemen alami.

Daripada terpaku pada ukuran celana, pendekatan ilmiah dengan perubahan gaya hidup terbukti lebih efektif dan aman. Hidup lebih sehat dimulai dari kebiasaan sehari-hari, bukan dari angka di label celana.

Dian Rahma Fika turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |