1,5 Juta Warga Palestina Kehilangan Rumah, 60 Juta Ton Puing Kubur Gaza

3 hours ago 3
Gaza menghadapi krisis sampah dan limbah sebagai bencana baru. (Daysofpal)Gaza menghadapi krisis sampah dan limbah sebagai bencana baru. (Daysofpal)

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Hampir 1,5 juta warga Palestina telah kehilangan rumah mereka selama dua tahun pemboman dan penghancuran gencar penjajah Israel di Jalur Gaza, menurut Direktur Eksekutif Jaringan LSM Palestina di Gaza, Amjad al-Shawa.

Al-Shawa mengatakan 300.000 hingga 400.000 warga Palestina yang mengungsi telah berhasil kembali ke wilayah utara Gaza dan Kota Gaza, meski kondisi kemanusiaan yang mengerikan dan kehancuran meluas.

Sebagian besar dari mereka, lanjutnya, kembali dan mendapati rumah dan harta benda hancur total.

Ia menambahkan jumlah pengungsi yang kembali diperkirakan akan meningkat jika bahan-bahan tempat berlindung diizinkan masuk ke Gaza. Serta tahap kedua penarikan pasukan Israel dari Rafah, Khan Younis timur, Shuja'iyya, dan wilayah utara dilaksanakan.

Al-Shawa, dilaporkan Days of Palestine, mencatat sampai kini ketidakpastian masih menyelimuti proses gencatan senjata dan negosiasi. Ia menyebut informasi yang tersedia "umum dan tidak dapat diandalkan."

Ia menyatakan keraguannya tentang niat Israel, terutama "mengingat dukungan AS yang berkelanjutan" dan "banyaknya hambatan yang menghalangi kemajuan nyata menuju perdamaian."

Menurut perkiraan yang dikutip Al-Shawa, Gaza sekarang tertutup oleh 60 juta ton puing, dengan 80% rumah penduduk hancur. Ia memperingatkan rekonstruksi akan memakan waktu yang sangat lama.

Pihaknya mengingatkan prioritas utama harus difokuskan bantuan darurat dan tanggap kemanusiaan, termasuk pengambilan jenazah, menemukan orang hilang, dan menyediakan tempat berlindung bagi jutaan penduduk yang mengungsi.

Upaya saat ini, katanya, difokuskan pada menghidupkan kembali sektor-sektor utama seperti perawatan kesehatan, pendidikan, dan air, serta menyediakan makanan, obat-obatan, selimut, kasur, dan pakaian.

Al-Shawa juga menyebutkan upaya berkelanjutan untuk konferensi donor di Mesir, berdasarkan rencana rekonstruksi yang disusun Kairo bekerja sama dengan Otoritas Palestina dan beberapa mitra Arab serta pihak internasional. Rencana itu dilaporkan telah menerima persetujuan internasional yang luas.

Ia menekankan bantuan kemanusiaan tetap menjadi tulang punggung upaya untuk melawan kelaparan yang semakin parah di Gaza.

Pihaknya menyerukan aliran bantuan yang berkelanjutan dan beragam untuk memastikan rantai pasokan makanan yang stabil dan memulihkan sistem kesehatan dan kemanusiaan secepat mungkin.

Al-Shawa mengakhiri dengan mendesak dukungan Arab dan internasional sesegera mungkin, baik finansial dan kemanusiaan, sambil mencatat ribuan warga Palestina yang mengungsi masih belum dapat kembali ke daerah mereka.

Selain itu masih ada lebih dari 17.000 pasien dan individu yang terluka memerlukan evakuasi medis segera dan bantuan penyelamatan jiwa.

Brigade Al-Qassam Tegaskan Komitmen Gencatan Senjata

Brigade Al-Qassam, sayap bersenjata Gerakan Hamas, pada hari Senin menegaskan kembali komitmen mereka terhadap perjanjian gencatan senjata dengan pendudukan Israel, menekankan masalah tahanan akan tetap menjadi prioritas nasional utama.

Dalam pernyataan yang dirilis di kanal Telegram resmi mereka, Al-Qassam mengatakan bahwa perjanjian ini “hasil dari keteguhan rakyat kami dan ketangguhan para pejuang kami,” yang menegaskan kepatuhan mereka terhadap kesepakatan dan tenggat waktunya selama pendudukan Israel tetap berkomitmen.

Al-Qassam mengatakan pendudukan Israel telah gagal menyelamatkan tawanannya melalui tekanan militer meskipun dengan kekuatan penuh dari intelijen dan keunggulan militernya.

"Musuh, dengan segala kekuatannya, tidak mampu merebut kembali tawanannya dengan kekerasan," demikian pernyataan tersebut, seraya menambahkan pendudukan Israel kini hanya akan membebaskan tawanannya melalui kesepakatan pertukaran tawanan, sebagaimana yang dijanjikan pihak perlawanan sejak awal.

Al-Qassam mencatat bahwa perlawanan telah berupaya mengakhiri perang beberapa bulan lalu, tetapi pendudukan Israel “menyabotase setiap upaya untuk kepentingan sempitnya sendiri dan karena keinginan balas dendam yang didorong pemerintah ekstremisnya.”

Pernyataan tersebut lebih lanjut menekankan pendudukan Israel sebenarnya bisa menyelamatkan sebagian besar tawanannya hidup-hidup beberapa bulan sebelumnya. Namun mereka malah memilih tetap melanjutkan strategi militernya yang gagal, yang menyebabkan kematian banyak tawanan.

Berbicara kepada para tahanan Palestina di penjara-penjara Israel, Al-Qassam mengatakan:

“Kepada para tawanan kami yang bebas: Gaza dan perlawanannya telah mengorbankan harta mereka yang paling berharga untuk mematahkan rantai kalian. Kami berjanji bahwa perjuangan kalian akan tetap menjadi prioritas utama nasional kami hingga kalian semua mendapat kebebasan.”

Pada hari Senin, Brigade Al-Qassam telah menyerahkan kelompok pertama yang terdiri dari tujuh tawanan Israel dari Kota Gaza ke Palang Merah, dengan 13 tawanan lainnya diperkirakan akan dibebaskan hari ini di Khan Younis, di Gaza selatan.

Al-Qassam juga menerbitkan daftar 20 tahanan Israel, semuanya hidup, yang akan dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tahanan yang disepakati di bawah perjanjian gencatan senjata.

Persiapan Luas Dilakukan Sambut Tahanan yang Dibebaskan

Kantor Media Pemerintah di Gaza mengumumkan pada hari Senin persiapan ekstensif sedang dilakukan untuk menyambut para tahanan Palestina yang akan dibebaskan dari penjara Israel sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata antara Hamas dan pendudukan Israel.

Menurut pernyataan itu, lebih dari 7.000 pegawai pemerintah dari berbagai kementerian dan lembaga publik mengambil bagian dalam upaya nasional terkoordinasi untuk menyelenggarakan resepsi tersebut.

Kantor tersebut menyatakan persiapan tersebut melibatkan koordinasi menyeluruh antara Kementerian Kesehatan, Kementerian Layanan, Kementerian Keamanan, Kementerian Bantuan, dan Kementerian Media untuk memastikan penyambutan yang lancar dan bermartabat.

Langkah itu mencerminkan rasa terima kasih bangsa yang mendalam kepada para tahanan, yang "telah menanggung penderitaan dan keteguhan selama bertahun-tahun menghadapi pemenjaraan Israel."

Upaya ini inisiatif nasional kolektif, dengan semua badan pemerintah bekerja di bawah rencana terpadu yang menangani aspek kemanusiaan, layanan, administratif, dan media untuk menyediakan kenyamanan dan perawatan bagi para tahanan yang dibebaskan dan keluarga mereka.

Pernyataan itu menekankan menyambut para tahanan yang dibebaskan sebagai kewajiban nasional dan moral, yang mencerminkan kesetiaan dan rasa terima kasih atas pengorbanan mereka.

Mereka juga menegaskan kembali komitmen pemerintah melayani rakyat Palestina di semua sektor, terutama dalam tahap sensitif ini. Hal ini sebagai wujud persatuan dan keteguhan rakyat Palestina dalam membela hak-hak dan prinsip-prinsip mereka.

Mila

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |