Zulhas: Swasembada Beras Bukti Kerja Sama Solid Antar-Kementerian

3 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menilai capaian swasembada beras tahun ini merupakan buah dari kolaborasi solid lintas kementerian dan lembaga. Zulkifli menegaskan, keberhasilan tersebut mencerminkan efektivitas kerja tim yang terjalin erat di bawah arahan Presiden Prabowo Subianto.

Ia menyebut hasil sinergi yang kuat antara Kementerian Pertanian, Bulog, pemerintah daerah, hingga aparat lapangan telah membawa perubahan nyata dalam kemandirian pangan nasional. Pencapaian swasembada beras, menurut dia, bukan hanya soal peningkatan produksi, tetapi juga bukti efektivitas koordinasi antarlembaga.

“Targetnya empat tahun, tapi bisa dicapai dalam satu tahun. Walaupun Pak Menteri Amran dan timnya kerja tanpa libur, bahkan sampai sakit-sakit, tapi hasilnya luar biasa. Saya hanya mengoordinasikan, mereka yang bekerja keras di lapangan,” ujar tokoh yang akrab disapa Zulhas ini dalam Town Hall Meeting Kemenko Pangan di Jakarta, Selasa (21/10/2025).

Ia mengungkapkan, tahun lalu Indonesia masih mengimpor beras sekitar 4,5 juta ton. Namun, pada 2025 impor tersebut berhasil ditekan hingga nol. Stok beras di Bulog kini mencapai 3,8 juta ton, menandakan tercapainya swasembada dalam waktu singkat.

Zulhas menyebut langkah cepat Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dan jajarannya menjadi fondasi utama keberhasilan ini. Kementerian Pertanian dinilai sigap menata kembali kebijakan pangan nasional, mulai dari sistem irigasi, perbaikan pupuk, hingga penetapan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah yang lebih menguntungkan petani.

“Sekarang tidak ada gabah yang dibeli di bawah HPP. Harganya naik dari Rp 6.000 menjadi Rp 6.500 per kilogram. Petani untung dan lebih sejahtera,” kata dia.

Pemerintah juga menyiapkan langkah lanjutan untuk memperkuat ketahanan pangan nasional. Tahun depan, pemerintah berencana membuka lahan sawah baru seluas 400 ribu hektare serta mempercepat riset benih unggul agar produktivitas setara dengan negara lain di kawasan.

“Kita perlu varietas baru, benih unggul baru. Vietnam bisa 10 ton per hektare, kita masih 5–6 ton. Ini tantangan kita ke depan. Presiden sudah menugaskan Kementerian Pertanian untuk memperkuat penelitian dan pengembangan benih,” tutur Zulhas.

Ia menekankan, kerja sama lintas sektor dalam pemerintahan saat ini telah mempercepat penyelesaian berbagai proyek pangan strategis. Sejumlah program yang biasanya memakan waktu bertahun-tahun kini dapat diselesaikan hanya dalam hitungan bulan berkat koordinasi efektif antarinstansi.

Contohnya, proyek pembangunan pertanian di Wanam, Papua, yang biasanya memakan waktu hingga satu dekade, kini rampung dalam satu bulan melalui sinergi Kementerian Perhubungan, Kementerian Pertanian, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Dalam Negeri, DPRD, hingga TNI–Polri.

Zulhas menegaskan, capaian di sektor pangan bukan hanya prestasi birokrasi, melainkan hasil gotong royong seluruh elemen bangsa. Ia menyampaikan apresiasi kepada Menteri Pertanian, wakil menteri, jajaran teknis, serta para petani yang menjadi garda terdepan kedaulatan pangan.

Indonesia, kata dia, kini berada di jalur yang benar untuk mewujudkan kemandirian pangan. Dengan kepemimpinan yang kuat dan kolaborasi berkelanjutan, pemerintah optimistis kedaulatan pangan nasional akan tercapai sepenuhnya.

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |