Waspada Hujan Petir di Wilayah Ini Akibat Siklon Tropis Errol dan Bibit 97S

20 hours ago 4

TEMPO.CO, Jakarta - Siklon Tropis Errol dan bibit siklon 97S masih berpotensi memicu hujan petir dan angin kencang di wilayah timur Indonesia hingga 20 April nanti. Siklon Errol sebelumnya merupakan bibit siklon 96S yang membesar setelah muncul pada pekan lalu. “Mempengaruhi intensitas hujan di sejumlah wilayah,” begitu pernyataan resmi BMKG dalam unggahan di Instagram resminya, Jumat, 18 April 2025.

Hujan lebat dengan potensi petir diperkirakan mengguyur kawasan Nusa Tenggara dan Papua Selatan. Adapun cuaca di Papua Barat cenderung berawan menjelang akhir pekan ini, maupun hingga 24 April nanti. Tim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) tetap mengingatkan soal perubahan cuaca mendadak di beberapa wilayah, dari berawan menjadi hujan, selama sepekan ke depan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Siklon Tropis Errol terbentuk di Samudra Hindia bagian selatan Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada 16 April 2025. Pusaran angin ini bergerak ke arah tenggara dengan kecepatan angin maksimum mencapai 100 knot, serta tekanan udara minimum 945 hektopaskal (hPa).

Fenomena atmosfer ini membentuk daerah konvergensi memanjang dan menginduksi pembentukan low level jet (LLJ) dari Samudra Hindia selatan Nusa Tenggara Barat hingga NTT. Perlu diketahui, LLJ merupakan arus angin kencang di lapisan atmosfer bagian bawah, biasanya terjadi di ketinggian 2.000-3.000 meter dari permukaan bumi.

Adapun bibit siklon 97S terletak di Laut Arafura, tepatnya di sebelah barat daya Merauke. Bibit badai ini bergerak ke arah timur hingga tenggara dengan laju angin maksimum 20 knot, serta tekanan udara 1.006 hPA.

Bila dirincikan, bibit siklon 97S meningkatkan kemungkinan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Kepulauan Aru (Maluku bagian tenggara) dan Kabupaten Merauke (Papua Selatan). Keberadaannya juga menimbulkan gelombang tinggi di Laut Arafura dan Perairan Asmat.

Bibit angin ini membentuk daerah konvergensi memanjang dari Papua Tengah hingga Papua Pegunungan. "Serta menginduksi pembentukan low level jet di Pesisir selatan Papua Selatan, Laut Arafura, dan Teluk Carpentaria," begitu isi pernyataan BMKG.

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |