CANTIKA.COM, Jakarta - Batik bukanlah sekadar kain bermotif indah. Bagi Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari, batik adalah representasi identitas budaya bangsa Indonesia seperti lukisan sejarah yang tetap hidup di setiap helai kain, dari masa ke masa.
"Batik ini adalah representasi dari identitas budaya warga bangsa Indonesia. Kekayaan warisan budaya ini muncul dari berbagai pelosok Nusantara, termasuk salah satunya Mojokerto," ucap Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari atau yang akrab disapa Ning Ita dalam sharing session bertajuk "From Heritage to Your Daily Look" yang digelar Cantika, Selasa, 28 Oktober 2025.
Sebagai daerah yang memiliki akar sejarah kuat dengan kerajaan Majapahit, Mojokerto menyimpan jejak kejayaan masa lampau yang masih lestari hingga kini. Warisan budaya tersebut terwujud dalam ragam motif batik yang sarat makna dan filosofi.
Motif Majapahit yang Sarat Filosofi
Dalam penampilannya, Ning Ita mengenakan batik motif Koro Renteng yakni salah satu motif khas Mojokerto yang menggambarkan flora sebagai simbol kesuburan dan keberlanjutan. Selain itu, terdapat pula motif Merak Naga Surya, perpaduan antara keindahan (merak) dan kekuatan (naga), menggambarkan keseimbangan antara kelembutan dan ketegasan.
Motif lain seperti Gunungan Ringgit melambangkan kemakmuran, dengan detail bunga dan simbol Surya Majapahit di bagian atasnya. "Surya Majapahit adalah lambang kerajaan dan termasuk motif sakral. Namun, kini motif itu telah dimodifikasi agar bisa digunakan dalam desain fashion modern tanpa menghilangkan nilai filosofinya," papar Ning Ita.
Ada pula motif Godong Asem, yang dalam filosofi Jawa melambangkan kesehatan dan kebugaran. Semua motif tersebut menunjukkan bagaimana batik Mojokerto tak hanya indah secara visual, tetapi juga menyimpan pesan spiritual dan budaya yang mendalam.
Sebagai informasi, melansir dari laman Jatimprov batik Mojokerto yang telah dipatenkan mencakup motif yang terinspirasi dari sejarah dan alam, di antaranya adalah Mrico Bolong, Pring Sedapur, Sisik Gringsing, Koro Renteng, Rawan Inggek, dan Matahari.
Kolaborasi dan Inovasi Batik Mojokerto
Sesi talkshow From Heritage to your Daily Look dalam acara Make Over Your Mom's Batik di Plataran Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Selasa, 28 Oktober 2025. Foto: CANTIKA/Ricky Nugraha
Dalam mengembangkan batik daerah, Pemerintah Kota Mojokerto tak hanya berfokus pada pelestarian, tetapi juga inovasi. Selama tujuh hingga delapan tahun terakhir, Mojokerto rutin menggelar Mojobatik Festival, ajang tahunan yang mengundang desainer dari berbagai daerah untuk berkreasi menggunakan 134 motif batik khas Mojokerto yang telah didaftarkan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI).
"Desainer boleh berkreasi dalam gaya apa pun modern, muslim, pesta, atau kasual asal batik yang digunakan adalah batik Mojokerto," tutur Ning Ita. Ia juga menjelaskan bahwa berbagai teknik modern seperti batik cap, eco print, malam panas-dingin, hingga batik colet kini digunakan agar produk batik bisa menjangkau berbagai segmen pasar.
Tidak hanya itu, batik Mojokerto kini juga bersertifikasi halal, menjadikannya salah satu produk tekstil pertama di Indonesia yang mendapatkan pengakuan tersebut. Atas inisiatif ini, Ning Ita bahkan menerima penghargaan dari Festival Ekonomi Syariah (FESYAR) 2025, hasil kolaborasi Bank Indonesia dan MUI.
Tantangan dan Regenerasi
Meski batik Mojokerto telah dikenal luas, tantangan tetap ada. Salah satunya adalah praktik duplikasi atau plagiasi motif oleh pihak lain. Namun bagi Ning Ita, tantangan ini justru menjadi motivasi untuk terus memperkuat kolaborasi antara pemerintah, desainer, dan pelaku UMKM batik.
"Kami juga ikut serta di Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) tiga tahun berturut-turut. Para desainer dari berbagai daerah menggunakan batik Mojokerto dalam karyanya. Ini langkah nyata untuk membawa batik Mojokerto ke kancah nasional bahkan internasional," ungkapnya.
Menutup pembicaraan talkshow Make Over Your Mom's Batik, Ning Ita menegaskan bahwa pelestarian batik bukan hanya tugas pemerintah, tetapi tanggung jawab seluruh generasi bangsa. "Yang paling penting adalah sustainability of heritage. Generasi muda harus sadar bahwa batik adalah bagian dari akar budaya bangsa kita," katanya.
Salah satunya dengan menggunakan batik dalam keseharian, dalam bentuk apa pun baju, tas, sepatu, atau kerudung. Menjadi bentuk nyata rasa cinta dan semangat merah putih untuk Indonesia. *
Pilihan Editor: Make Over Your Mom's Batik: Ketika Tradisi Berpadu dengan Personal Style
TSABITA SIRLY KAMALIYA
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi Terkini Gaya Hidup Cewek Y dan Z di Instagram dan TikTok Cantika.







































