TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kantor Komunikasi Publik Universitas Padjajaran (Unpad) Dandi Supriyadi mengatakan kampusnya akan mengevaluasi kurikulum terkait etika. Hal itu usai alumnus program studi kedokteran dan peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) dari kampus tersebut diduga menjadi pelaku kekerasan seksual.
"Secara umum Unpad terus mengevaluasi kurikulum serta peraturan etika pendidikan di kampus agar tetap relevan dengan kondisi saat ini," kata Dandi lewat keterangan tertulis, Kamis, 17 April 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dandi menyatakan Unpad memiliki Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) untuk menanganj kekerasan seksual yang terjadi di kampus. Di sisi lain, Unpad mengimbau masyarakat segera melaporkan segala pelanggaran yang terjadi di ranah institusi pendidikan, sehingga bisa ditindak dengan cepat.
Dia mengatakan dugaan kekerasan seksual yang dilakukan dokter spesialis kandungan di rumah sakit swasta di Garut sudah di luar kewenangan kampusnya. Menurut dia, hasil penelusuran identitas terduga pelaku memang mengarah ke alumnus program spesialis di Fakultas Kedokteran Unpad.
Dia menyerahkan tindakan pembuktian, sanksi hukum, maupun sanksi profesi untuk kasus tersebut kepada yang berwenang yaitu kepolisian, institusi rumah sakit, dan organisasi profesi setempat untuk melakukan pembinaan.
Menurut dia, Unpad menyayangkan kasus kekerasan seksual yang dilakukan dokter spesialis tersebut. "Pada prinsipnya Unpad menyayangkan dan tidak menolerir semua tindakan yang terjadi di mana pun, yang telah nyata mencoreng kode etik dan sumpah jabatan profesi kedokteran, seperti yang diduga terjadi," ujarnya.
Adapun Kepolisian Resor Garut telah menyelidiki kasus dugaan kekerasan seksual yang dilakukan dokter kandungan berinisial MSF di Garut, Jawa Barat. Kapolres Garut AKBP Mochammad Fajar Gemilang mengatakan Polres Garut bekerja sama dengan Kepolisian Daerah Jawa Barat telah membentuk tim khusus untuk menyelidiki kasus ini.
Dia menyebut tim ini telah pengecekan langsung ke Klinik Karsa Harsa tempat MSF bekerja. “Ini masih kami dalami, Polres Garut dan Polda Jabar telah membentuk tim khusus untuk melakukan penyelidikan,” ujar Fajar dalam keterangan resminya pada Selasa, 15 April 2025.
Sebelumnya, Polres Garut telah menangkap MSF di kediamannya pada Selasa sore, 15 April 2025. Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Garut Ajun Komisaris Joko Prihatin mengatakan saat ini MSF tengah menjalani pemeriksaan intensif di ruangan khusus.
Tim penyidik, kata Joko, berupaya mengumpulkan barang bukti dan keterangan saksi. "Korbannya baru ada dua orang. Satu orang datang ke polres setelah kasus ini viral" ujar dia.
Sebelumnya, kasus pemerkosaan juga dilakukan oleh dokter Priguna Anugerah Pratama, peserta didik Program Pendidikan Dokter Spesialis atau PPDS Anestesi Fakultas Kedokteran Unpad di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Imbasnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin membekuman membekukan PPDS Anestesiologi dan Terapi Intensif di RSHS Bandung.
Budi merasa prihatin dan menyesalkan kejadian itu. Dia memutuskan membekukan PPDS Anestesi Unpad di RSHS Bandung untuk melihat kekurangan yang harus diperbaiki. “Kalau kita perbaiki sambil jalan kan susah. Maka freezed (dibekukan) dulu satu bulan, perbaiki seperti apa,” kata Menkes ketika ditemui setelah bertemu dengan Presiden Ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi di kediaman Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jumat, 11 April 2025.