TII Minta Prabowo Libatkan Posyandu hingga PKK dalam Program MBG

14 hours ago 3

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur The Indonesian Institute Adinda Tenriangke Muchtar mengkritik pemerintahan Presiden Prabowo Subianto karena mengabaikan aktor lokal dalam menjalankan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Dia menilai implementasi program ini tidak akan efektif jika tidak melibatkan ekosistem lokal yang sudah ada sejak lama.

Menurut Adinda, banyak lembaga dan jaringan masyarakat yang telah terbukti aktif di tingkat akar rumput, seperti PKK, Posyandu, Puskesmas, hingga PUSTU (Puskesmas Pembantu). Sayangnya, ujar Adinda, mereka justru kerap luput dilibatkan dalam perencanaan maupun pelaksanaan MBG.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Padahal lembaga-lembaga ini punya pengalaman, jaringan, dan kedekatan langsung dengan masyarakat,” kata Adinda dalam konferensi pers tentang Evaluasi 200 Hari Pemerintahan Prabowo-Gibran secara daring, Rabu, 7 Mei 2025.

Di lain sisi, Adindya mengatakan, pemerintah cenderung membentuk badan baru, seperti Badan Gizi Nasional. Padahal, kata dia, fungsi badan baru ini bisa tumpang tindih dengan lembaga yang sudah eksis sebelumnya, seperti Kementerian Kesehatan.

Adinda menilai pembentukan badan baru tersebut justru membuat kebijakan MBG tidak efisien dan cenderung birokratis. “Sehingga penerapan di lapangan menjadi lambat  karena struktur badannya gemuk dan berbiaya mahal,” ujarnya.

Untuk itu, Adinda mengatakan, ada sejumlah langkah penting agar program MBG lebih tepat sasaran dan efisien. Pertama, melibatkan aktor lokal sejak tahap perencanaan agar kebijakan lebih sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Kedua, memanfaatkan infrastruktur layanan kesehatan yang sudah tersedia sebagai titik distribusi makanan bergizi, seperti Puskesmas dan Posyandu.

Selain itu, dia melanjutkan, kolaborasi dengan pemerintah daerah juga menjadi kunci untuk menghindari tumpang tindih peran antar instansi. Kader-kader lokal seperti kader Posyandu dan PKK pun bisa diberdayakan sebagai ujung tombak edukasi gizi dan pemantauan anak-anak penerima manfaat.

“Program-program yang sudah ada juga seharusnya diintegrasikan, bukan ditinggalkan,” ujarnya.

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |