REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Siswa kelas 8 SMP Unggulan Darul Hikam berhasil melaju hingga babak final Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) 2025. Siswa bernama Muhammad Kevan Asadel Djauhari ini pun, menjadi salah satu dari dua wakil Provinsi Jawa Barat di tingkat nasional.
Menurut Kevan, ketertarikannya pada riset berawal dari keinginan untuk mencari pengalaman dan pengetahuan baru. Ia ingin melatih kemampuan bekerja dalam sebuah proyek penelitian yang nyata. “Saya ingin mencari pengalaman dan pengetahuan, serta melatih kemampuan bekerja dalam penelitian,” ujar Kevan, akhir pekan.
Kevin bercerita, inspirasi penelitiannya sebenarnya datang dari hal yang sederhana. Yakni, rempah berbentuk bintang yang biasa ditemukan di dapur. Setelah mencari tahu lebih jauh, ia menemukan bahwa rempah tersebut mengandung antioksidan yang berpotensi mengurangi dampak buruk antibiotik.
“Saya menemukan bahan alam ini secara tidak sengaja. Bentuknya unik seperti bintang, dan setelah saya cari tahu, ternyata punya kandungan antioksidan. Dari situ saya mulai meneliti kemungkinannya untuk mengurangi efek samping antibiotik,” kata Kevan.
Kevan mengaku, proses penelitian tidak selalu mudah. Karena, ia harus menghadapi berbagai tantangan seperti mencari laboratorium yang tepat, mengurus dokumen ethical clearance, hingga HAKI (Hak Kekayaan Intelektual). Ia juga mengaku pengalaman paling menantang adalah saat pertama kali melakukan uji coba pada hewan laboratorium.
“Tantangan terbesar adalah saat harus menyuntik dan membedah tikus. Dari situ saya belajar bahwa riset itu proses yang panjang, kompleks, dan butuh kesabaran,” katanya.
Menurut Guru pembimbing OPSI SMP Darul Hikam, Ari Widiastuti, pendampingan dilakukan sejak tahap proposal hingga presentasi final. Menurutnya, OPSI bukan sekadar lomba, tetapi media pembelajaran ilmiah yang membentuk karakter siswa.
“Kami mendampingi siswa mulai dari ide penelitian, eksperimen, hingga latihan presentasi. OPSI mengajarkan cara berpikir kritis, sistematis, serta membangun ketekunan dan ketelitian,” kata Ari.
Menurutnya, meskipun dihadapkan pada keterbatasan alat dan waktu, komunikasi intensif antara guru dan siswa menjadi kunci keberhasilan. Proses bimbingan juga melibatkan diskusi terbuka agar ide yang muncul sesuai dengan minat dan potensi siswa.
“Kami membuka ruang diskusi sesuai minat siswa, lalu meninjau penelitian sebelumnya untuk menemukan ide yang relevan. Itu membuat mereka merasa memiliki penelitiannya sendiri,” katanya.
Ari berharap keberhasilan Kevan dapat menjadi inspirasi bagi siswa lain untuk mencintai proses penelitian dan membangun budaya riset di lingkungan sekolah. “Kami tentu berharap Kevan meraih juara. Namun lebih penting lagi, agar pengalaman ini menumbuhkan semangat belajar dan pantang menyerah pada siswa lainnya,” katanya.
Sementara menurut Kepala Sekolah SMP Unggulan Darul Hikam, Yudianto, capaian Kevan sebagai bukti nyata bahwa siswa Darul Hikam bukan hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki karakter berakhlak dan berprestasi.
“Keikutsertaan Kevan ini menjadi bukti bahwa siswa kami adalah generasi berakhlak dan berprestasi. Ia berjuang keras mempersiapkan diri hingga berhasil menjadi salah satu dari dua wakil Jawa Barat di final nasional,” kata Yudianto.
Yudianto menjelaskan, keberhasilan Kevan merupakan hasil dari sinergi antara sekolah, guru, dan orang tua. Selain dukungan administratif, sekolah juga memfasilitasi bimbingan konten oleh guru IPA, serta membantu proses penelitian yang dilakukan di berbagai laboratorium universitas seperti UNPAD, ITB, UGM, dan UMY.
“Kami berkolaborasi dengan orang tua dan memastikan setiap kebutuhan Kevan terpenuhi. Ini bentuk nyata kolaborasi antara sekolah dan keluarga dalam menyiapkan siswa berprestasi,” katanya.
Menurutnya, kegiatan OPSI sejalan dengan misi SMP Darul Hikam dalam membangun scientific culture di kalangan siswa. Tahun ini, terdapat tujuh kelompok siswa yang mengikuti OPSI di berbagai bidang penelitian. “Budaya meneliti kami tanamkan agar siswa terbiasa berpikir ilmiah dan solutif. Dengan begitu, mereka siap menghadapi masa depan dengan cara berpikir yang terukur dan rasional,” kata Yudianto.

2 hours ago
3











































