REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perjalanan musisi perempuan sering kali dihadapkan pada tantangan dan stigma yang membatasi. Penyanyi Andien Aisyah, melalui persiapan konser perayaan 25 tahun kariernya, "Suarasmara", secara terbuka membeberkan bagaimana ia tidak hanya melawan stereotipe industri, tetapi justru mengubahnya menjadi sumber inspirasi berkarya.
Bagi Andien, kariernya diwarnai dengan bullying dan stigma besar yang mayoritas ditujukan kepada perempuan di dunia musik. Andien menceritakan pengalaman pahit yang ia terima di industri musik adalah bullying verbal dari beberapa musisi laki-laki di awal karier. "Pertama kali aku rasakan di industri musik bullying dari beberapa musisi laki-laki yang menganggap aku enggak bisa," ungkapnya. Ucapan merendahkan seperti "Alah lo gak bisa nyanyi" menjadi cambuk yang justru memicu semangatnya.
Tantangan selanjutnya yang ia hadapi berkaitan dengan pilihan personal yaitu pernikahan. Beberapa orang menyarankan ia menunda pernikahan karena adanya anggapan umum di industri bahwa jika penyanyi menikah maka kariernya akan turun.
Namun, stigma terberat dan paling membatasi yang dirasakan Andien adalah anggapan bahwa penyanyi perempuan ketika sudah memiliki anak, maka akan kehilangan kariernya. Stigma ini, menurut Andien, membuat penyanyi perempuan merasa minder dan membatasi kepercayaan diri mereka untuk terus berkarya, khawatir akan tergantikan oleh talenta baru yang lebih segar dan kekinian. Ia melihat bahwa hal-hal seperti pernikahan, melahirkan, dan membagi waktu antara keluarga dan karier seolah-olah dijadikan penghalang.
Melalui konser "Suarasmara", Andien ingin memberikan pernyataan tegas kepada khalayak. "Bahwa sebenarnya hal-hal tersebut itu bukan menjadi penghambat," ujarnya.
Bagi Andien, pernikahan dan hadirnya anak justru membuka dimensi baru dalam dunia kreatifnya. Alih-alih meredup, kehidupan pribadinya menjadi mata air inspirasi yang tak terhingga. Ia menyebutkan banyak karyanya yang terinspirasi dari hubungannya dengan suami, bahkan hampir 10 lagu ia tulis karena terinspirasi dari anak-anaknya. "Yang justru malahan bukan membawaku lebih 'rendah' gitu ya, tapi justru malah membawaku ke sebuah dunia lain atau sisi-sisi Andien yang lain," kata dia.
Sisi kemanusiaan, kerentanan, dan berbagai mood yang ia rasakan sebagai seorang istri dan ibu memperkaya sisi Andien sebagai seorang penyanyi dan seniman. Andien membuktikan ruang bagi perempuan untuk bereksplorasi di industri musik sangatlah luas, selama ada pemicu dan rasa penasaran yang terus menyala. Dia ingin menggunakannya untuk membuka jalan dan menginspirasi musisi perempuan lainnya.
Pada akhirnya, ketika diminta mendefinisikan perempuan Indonesia dalam satu kata, Andien menjawab singkat, "tangguh", sebuah kata yang menyiratkan kekuatan, keberanian, dan keunikan yang tak terdefinisikan, layaknya eksplorasi musiknya.