REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemberitaan hari ini didominasi tentang reshuffle kabinet. Presiden Prabowo Subianto mencopot sejumlah menteri dan menggantinya dengan orang lain yang dianggap lebih berkompeten.
Kepala Negara melantik Letjen TNI (Purn.) Djamari Chaniago sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) definitif setelah jabatan itu diisi sementara waktu oleh Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin.
Djamari dilantik bersama menteri dan wakil menteri lainnya, yang merupakan hasil dari perombakan (reshuffle) ke-3 Kabinet Merah Putih. Jajaran menteri dan wakil menteri lainnya yang juga dilantik oleh Presiden Prabowo hari ini, yaitu Erick Thohir sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Afriansyah Noor sebagai Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Rohmat Marzuki sebagai Wakil Menteri Kehutanan, Farida Farichah sebagai Wakil Menteri Koperasi, Angga Raka Prabowo sebagai Kepala Badan Komunikasi Pemerintah RI.
Jika melihat peristiwa masa lalu, reshuffle sering dilakukan untuk menjaga stabilitas pemerintahan. Berikut ini adalah contoh perombakan kabinet di Amerika, Inggris, dan beberapa negara Islam.
1. Kabinet Abraham Lincoln (1861–1865)
Disebut sebagai Team of Rivals, Lincoln mengisi kabinetnya dengan orang-orang yang awalnya adalah lawan politiknya. Namun, dalam perjalanannya terjadi banyak perombakan karena perselisihan soal strategi Perang Saudara.
Pergantian besar terjadi pada 1862, ketika Lincoln mengganti beberapa menteri, termasuk Menteri Perang Simon Cameron yang diganti Edwin M. Stanton. Skala dan konteksnya besar, karena reshuffle terjadi di tengah perang yang menentukan masa depan AS.
2. Kabinet Franklin D. Roosevelt (1933–1945)
Roosevelt menjabat empat periode dan melakukan reshuffle berkali-kali, terutama terkait program New Deal dan Perang Dunia II. Hampir semua posisi penting—Menteri Keuangan, Pertahanan, Luar Negeri—berkali-kali diganti untuk menyesuaikan strategi perang dan pemulihan ekonomi.
Ini dianggap reshuffle besar karena melibatkan perubahan total orientasi kebijakan negara.
3. Kabinet Richard Nixon (1973 – Watergate)
Skandal Watergate memicu apa yang disebut sebagai “Saturday Night Massacre” (20 Oktober 1973). Jaksa Agung Elliot Richardson dan Wakil Jaksa Agung William Ruckelshaus mengundurkan diri karena menolak memecat penyelidik khusus, sementara Nixon tetap memecat Archibald Cox.
Walau teknisnya bukan reshuffle rutin, ini dianggap salah satu “pembersihan pejabat” terbesar dan paling mengejutkan dalam sejarah AS.