TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin mengusulkan agar Ukraina ditempatkan di bawah pemerintahan sementara untuk memungkinkan pemilihan baru dan penandatanganan kesepakatan utama dengan tujuan mencapai penyelesaian dalam perang. Hal ini dilaporkan kantor berita Rusia pada Jumat 28 Maret 2025.
Komentar Putin tentang pemerintahan sementara tampaknya menjawab keluhan lamanya bahwa otoritas Ukraina bukanlah mitra negosiasi yang sah karena Presiden Volodymyr Zelensky tetap berkuasa setelah akhir mandatnya pada Mei 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Pada prinsipnya, tentu saja, pemerintahan sementara dapat diterapkan di Ukraina di bawah naungan PBB, Amerika Serikat, negara-negara Eropa dan mitra kami," kata Putin seperti dikutip dalam pembicaraan dengan pelaut di pelabuhan Murmansk seperti dilansir Reuters.
"Ini akan dilakukan untuk mengadakan pemilihan demokratis dan pemerintahan baru yang mampu menikmati kepercayaan rakyat dan kemudian untuk memulai pembicaraan tentang perjanjian damai."
Putin juga mengatakan percaya Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang telah meningkatkan hubungan dengan Rusia, dengan tulus ingin mengakhiri konflik lebih dari tiga tahun.
Dia mengatakan Rusia terus bergerak menuju pencapaian tujuannya dalam konflik.
Putin mengatakan upaya Trump untuk melanjutkan pembicaraan langsung dengan Rusia - berbeda dengan pendahulunya Joe Biden, yang menghindari kontak - menunjukkan presiden baru menginginkan perdamaian.
"Menurut pendapat saya, presiden Amerika Serikat yang baru terpilih dengan tulus menginginkan akhir konflik karena sejumlah alasan," kata agensi-agensi itu mengutipnya.
Rusia, kata Putin, mendukung "solusi damai untuk konflik apa pun, termasuk yang ini, melalui cara damai, tetapi tidak dengan mengorbankan kami".
"Di seluruh lini kontak militer, pasukan kami memegang inisiatif strategis," katanya.
Rusia, katanya, "gigih dan percaya diri" bergerak menuju pencapaian tujuannya.
Putin juga mengatakan Rusia siap bekerja sama dengan banyak negara, termasuk Korea Utara, untuk membantu mengakhiri perang di Ukraina.
Sumber-sumber Barat dan Ukraina mengatakan lebih dari 11.000 tentara Korea Utara telah dikirim untuk memperkuat pasukan Rusia di wilayah Kursk barat Moskow, meskipun Moskow belum mengkonfirmasi hal ini.