TEMPO.CO, Jakarta - Pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang mengimbau agar masyarakat tidak usah mengkhawatirkan harga saham menuai respons dari ekonom Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta Achmad Nur Hidayat. Menurut Achmad, jika pernyataan seperti ini terus berulang, maka bisa menjadi indikasi bahwa pasar modal tidak berada dalam radar prioritas kebijakan ekonomi pemerintah.
“Ini tentu bukan sinyal yang dikehendaki oleh pelaku usaha, investor domestik, apalagi asing,” kata Achmad dalam keterangan tertulis pada Jumat, 25 April 2025. Achmad menegaskan bawha pasar modal bukan semata-mata ruang spekulasi. Pasar saham, kata dia, adalah infrastruktur penting yang menyediakan sumber pendanaan bagi perusahaan, baik melalui penawaran saham maupun obligasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Achmad, ketika kepercayaan terhadap pasar goyah, maka perusahaan akan kesulitan mencari dana ekspansi dan hal ini akan memicu efek domino terhadap penciptaan lapangan kerja, konsumsi, serta pertumbuhan ekonomi. Dia pun menilai pemerintah yang tidak berpihak pada pasar akan membuat investor berpikir ulang untuk menaruh dana di Indonesia. Sebab mereka akan mencari negara lain yang menawarkan kepastian dan stabilitas.
Pengamat kebijakan publik itu pun menegaskan bahwa pemerintah, terutama kepala negara, seharusnya memahami bahwa setiap pernyataan memiliki dampak ekonomi yang nyata. “Oleh sebab itu, pesan publik perlu disampaikan secara hati-hati, dengan narasi yang memperkuat kepercayaan pasar dan mencerminkan komitmen terhadap stabilitas makroekonomi,” kata dia.
Presiden Prabowo telah beberapa kali mengungkit soal pergerakan saham. Teranyar, dia mengatakan tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari harga saham yang fluktuatif, selama Indonesia bisa memproduksi pangan untuk rakyatnya sendiri. "Enggak usah takut saham naik atau turun. Bapak punya saham? Enggak? Enggak punya saham, Bapak?" kata Prabowo saat memberikan sambutan di lokasi tanam raya di Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Rabu, 23 April 2025, seperti dikutip dari Antara.
Prabowo juga pernah melontarkan pernyataan senada dalam sidang Kabinet Parpipurna. "Pangan adalah hal utama. Harga saham boleh naik turun tapi (kalau) pangan aman, negara aman," kata dia di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Jumat, 21 Maret 2025. Pernyataan ini merespons perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia yang sempat dihentikan sementara (trading halt) pada beberapa hari sebelumnya, yakni pada Selasa, 18 Maret 2025 akibat penurunan poin yang drastis.
Hendrik Yaputra berkontribusi dalam penulisan artikel ini.