Peneliti Hidupkan Lagi Serigala Zaman Es Dire Wolf lewat Rekayasa Genetika

7 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Serigala ganas dari zaman es, Dire Wolf (Aenocyon dirus), yang sudah lebih dari 10 ribu tahun punah dari muka bumi bisa dihidupkan kembali dengan rekayasa genetika. Colossal Biosciences, perusahaan bioteknologi asal Dallas di Texas, Amerika Serikat, menyatakan telah berhasil membawa kembali karnivora dari masa lalu itu melalui proses de-extinction.

Dire Wolf, predator yang pernah hidup di Amerika Utara hingga Amerika Selatan, punah sekitar 13 ribu tahun yang lalu. Para penliti menemukan fosilnya, berupa gigi berusia ribuan tahun dari Ohio, sampai tulang telinga berusia 70 ribu tahun dari Idaho.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mengutip beberapa ulasan, termasuk Time, para Ilmuan berhasil memetakan sebagian besar gen Dire Wolf, kemudian menyusun rekayasa yang menyerupai spesies prasejarah tersebut. Mereka memakai Clustered Regularly Interspaced Short Palindromic Repeats (CRISPR), teknologi yang bisa dipakai untuk menyunting gen. Dengan alat itu, DNA serigala abu-abu biasa bisa diubah sedemikian rupa hingga mencerminkan karakteristik fisik dan perilaku Dire Wolf.

Serigala abu-abu juga dijadikan induk pengganti. Dari hewan itu, lahirnya tiga anak Dire Wolf modern. Dua pejantan bernama Romulus dan Remus lahir pada Oktober 2024. Sedangkan saudari mereka, Khaleesi, lahir pada Januari 2025.  

Ketiga Dire Wolf ini dibesarkan disebuah cagar alam seluas 2 ribu hektare. Mereka dirawat dan dijaga secara ketat agar bisa diteliti lebih jauh oleh para peneliti dari Colossal Biosciences.

Proses De-Extinction yang Kontroversial

Proyek rekayasa genetika ternyata penuh kontroversi. Banyak ahli genetika dan konservasi yang mempertanyakan identitas ketiga bayi serigala tersebut. Alih-alih diakui sebagai Dire Wolf, masih ada pihak yang menganggap ketiga hewan itu hanya serigala abu-abu yang dimodifikasi secara genetika.

Dalam salah satu kritik, para ahli menyebut hanya 14 gen yang diubah untuk mencerminkan 20 karakteristik serigala ganas Dire Wolf. Padahal perbedaan genetik serigala abu-abu dan serigala dari zaman kuno itu sangat signifikan.

Menepis kritik tersebut, Colossal Biosciences menyatakan tujuan perusahaan adalah menciptakan proksi fungsional dari spesies yang telah lama punah. Program rekayasa gen ini bukan sekadar untuk mencari replika yang mirip, namun untuk membantu memulihkan ekosistem yang terganggu

Meski masih dihujani kritik, keberhasilan perusahaan asal Texas itu membuka jalan untuk membawa kembali spesies lain yang telah punah, seperti Mammoth berbulu, Harimau Tasmania, dan Burung Dodo. Program rekayasa genetika itu tak semulus yang dibayangkan. Banyak organisasi mendorong agar teknologi mahal itu difokuskan pada pelestarian spesies yang terancam punah, alih-alih mendatangkan yang sudah tiada.

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |