TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Sufmi Dasco membantah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) merapat ke Kabinet Merah Putih. Ia menepis keakraban antara Presiden Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di peringatan Hari Lahir Pancasila adalah sinyal bergabungnya partai banteng ke Koalisi Indonesia Maju.
"Saya rasa belum ya, belum ada pembicaraan apa-apa," ujar Dasco saat ditemui di Kompleks Parlemen DPR, Jakarta, pada Rabu, 4 Juni 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia mengatakan peringatan Hari Pancasila yang diselenggarakan oleh Badan Pembina Ideologi Pancasila itu merupakan perayaan resmi negara yang berlandaskan Keputusan Presiden. Sehingga Dasco menilai sudah sepatutnya Prabowo hadir dan berinteraksi dengan Megawati selaku Ketua Dewan Pengarah BPIP.
Ia tidak sependapat jika interaksi antara kedua pemimpin partai itu diartikan sebagai tanda-tanda PDIP melepas posisi sebagai oposisi pemerintah.
"Saya rasa terlalu jauh dikait-kaitkan antara hari lahir Pancasila dikaitkan dengan koalisi gitu ya," tutur Wakil Ketua DPR RI itu.
Presiden Prabowo Subianto kembali bertemu dengan mantan Presiden Megawati Soekarnoputri dalam Peringatan Hari Lahir Pancasila di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta pada Senin, 2 Juni 2025. Pertemuan ini merupakan kedua kalinya setelah Prabowo berkunjung ke kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat untuk melakukan silaturahmi.
Keakraban Prabowo dan Megawati terungkap saat keduanya berada di ruang tunggu Gedung Pancasila. Prabowo bahkan berkelakar kepada Megawati yang duduk berhadapan, untuk mencairkan suasana.
"Ibu agak kurus, Bu. Waduh, luar biasa. Ibu kurus. Diet Ibu berhasil," kata Prabowo dikutip dari Antara. Mendengar hal itu, Megawati pun seakan mengiyakan. "Oh iya, diet kurus itu," katanya.
Dalam acara tersebut, turut hadir Wakil Presiden Gibran Rakabumibg Raka, mantan Wakil Presiden Try Sutrisno, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, dan Menteri Luar Negeri Sugiono.
