REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Persiapan liang lahad untuk pemakaman mendiang Raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Sri Susuhunan Pakubuwono (PB) XIII mulai tampak dikerjakan di kompleks pemakaman raja-raja Mataram, Pajimatan Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (3/11/2025). Sejumlah abdi dalem Keraton Solo telah melakukan bedah bumi atau penggalian liang lahad di area Kedhaton Girimulyo, tempat dimakamkannya para raja terdahulu seperti PB X, PB XI, dan PB XII.
Pantauan Republika di lokasi, terlihat aktivitas para abdi dalem yang silih berganti keluar masuk area kedhaton sambil membawa peralatan seperti pacul dan linggis. Di tangan beberapa di antaranya, tampak pula ubarampe berupa pisang, kelapa, dan bunga setaman yang menjadi unsur penting dalam ritual adat keraton yang melambangkan penghormatan kepada leluhur.
Tidak ada kode iklan yang tersedia.Tak lama setelah mereka memasuki area permakaman, pintu utama kedaton PB X–XII langsung ditutup, menandakan dimulainya prosesi sakral tersebut.
Bupati Pajimatan Makam Raja-Raja Imogiri Khusus Surakarta, Kanjeng Pangeran Haryo (KPH), Joyo Adilogo mengatakan kegiatan ini merupakan tahap awal persiapan pemakaman bagi mendiang PB XIII.
"Kalau kita persiapan dari Keraton, dari Imogiri sendiri hanya tahlilan dan bedah bumi. Jadi tahlil bedah bumi baru berlanjut bedah bumi, hari ini persiapannya hanya itu," ujarnya saat ditemui di kompleks makam raja-raja Mataram, Imogiri, Senin (3/11/2025).
Proses bedah bumi ini akan dilanjutkan hingga Selasa (4/11/2025), untuk mengantisipasi jika pengerjaan liang lahad belum rampung hari ini.
"Ini bikin kolahan (liang lahad), kalau belum selesai kami lanjutkan besok. Kecuali kalau besok harus dimakamkan hari ini kita lembur," katanya.
Sementara itu, Abdi Dalem Kanjengan Bupati Juru Kunci Surakarta, Suradal, menyampaikan, liang lahad Sri Susuhunan PB XIII dibuat dengan kedalaman sekitar dua meter dengan ukuran lebar sekitar satu meter dan panjang sekitar dua meter.
"Untuk lebar dan panjang liang lahat, kami sesuaikan dengan peti jenazah. Rencananya, lebar dibuat satu meter dan panjang dua meter," kata dia.
Pihaknya belum bisa memprediksi kapan proses bedah bumi tersebut akan selesai. Akan tetapi, ia berharap agar proses tersebut dapat berjalan lancar.
"Mudah-mudahan cepat jadi. Nanti kalau sudah rampung nanti ada petugas piket yang jaga setiap hari," ucapnya.
Terpisah, Panewu (Camat) Imogiri, Slamet Santosa, yang menyebut para abdi dalem Kasunanan Surakarta telah mulai menggali liang lahad di dalam area Kedhaton Girimulyo. Lokasi tersebut merupakan tempat dimakamkannya para pendahulu PB XIII.
"Kalau informasinya dari yang kita dengar sementara di situ, terus kedhaton yang baru yang dikhususkan untuk Sinuwun Pakubuwono XIII sudah selesai mau dipindahkan, informasinya seperti itu," ujar Slamet saat dihubungi wartawan.
Selain liang lahad, berbagai perlengkapan prosesi pemakaman juga mulai disiapkan, mulai dari keranda, pakaian abdi dalem, hingga bambu yang digunakan untuk memikul jenazah.
Menurut informasi, jenazah PB XIII akan tiba di Imogiri pada Rabu (5/11/2025) siang setelah menjalani prosesi pelepasan di Surakarta. Sebelum dibawa menaiki ratusan anak tangga menuju area pemakaman, jenazah terlebih dahulu akan diserahterimakan dalam upacara adat. Setelah itu, jenazah akan dibawa ke Bangsal Palereman, yang berada di depan Masjid Kagungan Dalem Pajimatan Imogiri.
Tempat tersebut menjadi lokasi perhentian sementara jenazah raja-raja Mataram sebelum dikebumikan.
"Istilahnya (jenazah PB XIII) dilerenke, diistirahatkan sebentar kemudian disholatkan," ungkapnya.
Slamet juga menjelaskan proses penggalian liang lahat di Imogiri memang membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan area pemakaman biasa, mengingat struktur tanah yang berbukit.
Ia memastikan seluruh tahapan dilakukan dengan penuh khidmat dan mengikuti tatanan adat keraton.
"Ya, itu sudah biasa ya. Cuma nanti untuk teknisnya itu teman-teman abdi dalem yang di Surakarta," ujarnya.
Yang pasti, seluruh prosesi pemakaman pada Rabu (5/11/2025) akan mengikuti tata cara adat Mataram yang diwariskan turun-temurun.
"Upacara serah terima, kemudian dibawa naik di depan Masjid Kagungan Dalem, Masjid Pajimatan. Di situ ada ruangan bangunan yang namanya tempat palereman, untuk istirahat sebentar," katanya.

                        6 hours ago
                                5
                    














































