TEMPO.CO, Malang - Korban pelecehan seksual yang diduga dilakukan seorang dokter Persada Hospital Malang tercatat ada empat orang. Jumlah korban kekerasan seksual ini masih mungkin bertambah.
Bertambahnya jumlah korban pencabulan di rumah sakit tersebut disampaikan oleh Satria Manda Adi Marwan, advokat dari Firma Hukum Satria Marwan & Partners Malang, ketua tim penasihat hukum selebgram yang diduga dicabuli oleh dokter berinisial AYP. Kasus pelecehan seksual itu terjadi ketika selebgram itu dirawat di Persada Hospital pada akhir September 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Per hari ini, kami dapat informasi total ada 4 korban KS (kekerasan seksual), termasuk klien kami. Tiga korban lagi speak up (buka suara) melalui klien kami melalui akun media sosial,” kata Satria kepada para wartawan saat melaporkan dokter AYP ke Markas Kepolisian Resor Kota (Polresta) Malang Kota, Jumat sore, 18 April 2025.
Mengutip keterangan kliennya, Satria menyebutkan tiga korban diduga dicabuli oleh dokter yang sama, dengan lokasi kejadian di rumah sakit yang sama, cuma beda hari, tanggal, dan waktu kejadian.
“Kami tidak bisa sebutkan siapa ketiganya. Tapi modusnya hampir sama, yaitu korban diminta meninggalkan nomor telepon, lalu dihubungi si oknum dokter hingga di-chat secara intens seperti ngajak nonton bareng, flirting (menggoda), chat-chat spam begitulah,” kata Satria.
Kepada Tempo, Satria mengatakan dua korban merupakan calon dokter. Seorang lagi mantan pasien. Satu dari tiga orang ini berniat ingin menjumpai Satria dan kawan-kawan. Ia sangat siap membantu ketiga korban ini.
“Klien kami kan lebih dulu speak up lewat medsos, terus ada tiga perempuan menghubungi klien kami dan mereka mengaku juga jadi korban oknum dokter itu. Katanya mereka mau konsultasi atau apalah dan intinya kami sangat siap membantu mereka,” ujar Satria.
Diduga Dicabuli di Ruang VIP
Seperti diberitakan sebelumnya, diduga aksi pencabulan oleh dokter AYP dilakukan saat korban dirawat di ruang naratama atau VIP pada 27 September 2022.
Menurut Satria, korban yang seorang selebgram yang berasal dari Serang, Provinsi Banten, dan berdomisili di Bandung, Jawa Barat. Pada akhir September 2022 korban berlibur ke Malang. Perempuan itu memeriksakan diri ke IGD (Instalasi Gawat Darurat) Persada Hospital karena mengalami sinusitis dan vertigo pada Senin dinihari, 26 September 2022, hingga menjalani rawat inap di ruang VIP. Persada Hospital dipilih korban karena merupakan rumah sakit swasta terbaik di Kota Malang berdasarkan informasi di Google.
Selang sehari, dokter AYP datang untuk memeriksa korban. Padahal, seharusnya bukan dokter AYP yang bertugas memeriksa korban saat itu. Dokter AYP masuk ruang pasien dengan berpakaian kasual dan tanpa didampingi perawat/suster.
Lalu, dokter AYP menyuruh korban buka baju serta pakaian dalamnya. Korban merasa terkejut dan keberatan tapi tidak tahu harus berbuat apa-apa. Dokter AYP memeriksa kondisi korban dengan menggunakan stetoskop pada bagian dada dari kiri ke kanan, dengan durasi masing-masing sekitar lima menit.
Namun, saat memeriksa bagian dada itulah dokter AYP seperti sengaja menyentuh payudara korban dengan jari. Korban sempat keberatan, terlebih dokter AYP diduga sengaja hendak memotret korban yang sedang dalam kondisi setengah telanjang.
Korban sempat keberatan dan menegur si dokter, tapi dokter AYP berdalih sedang membalas pesan Whatsapp pada rekannya. Korban langsung menutup tubuhnya dan meminta kepada dokter untuk menghentikan pemeriksaan karena korban sudah capek dan ingin istirahat.
“Klien kami makin curiga karena dokter AYP menutup kain tirai ruangan pasien tanpa didampingi perawat perempuan selama pemeriksaan. Itu kan melanggar SOP (prosedur standar operasi) penanganan pasien,” kata Satria.
Tidak cukup sampai di situ, kata Satria, dokter AYP kemudian meminta nomor kontak korban dengan alasan untuk memudahkan pihak rumah sakit mengirimkan hasil pemeriksaan kesehatan pasien. Tapi ternyata dokter AYP justru sering mengirim pesan bersifat pribadi dan terkesan intim, yang sama sekali tidak berhubungan dengan masalah kesehatan korban.
“Sepulang dari rumah sakit, di hari yang sama, tiba-tiba dokter AYP-lah yang mengirimkan pesan hasil pemeriksaan kesehatan. Korban pun kaget mengapa buka nomor resmi rumah sakit yang mengabarinya dan setelah itu secara terus-menerus mengirimkan pesan yang boleh dianggap korban di-spam chat, di situ korban tidak menanggapi,” katanya.