Kenali Penyebab dan Gejala Kanker Ovarium

4 hours ago 1

TEMPO.CO, Jakarta - Hari Kanker Ovarium Sedunia diperingati setiap tanggal 8 Mei. Tahun 2025 menandai peringatan ke-13 sejak hari kesadaran global ini pertama kali diadakan. Peringatan ini menjadi momen penting untuk meningkatkan kesadaran, memperjuangkan akses yang setara terhadap perawatan, serta mendukung para penyintas dan mereka yang tengah berjuang melawan kanker ovarium.

Tema peringatan tahun ini adalah "No Woman Left Behind" atau "Tidak Ada Perempuan yang Tertinggal". Tema ini merupakan bagian dari kampanye multi-tahun yang bertujuan untuk memastikan bahwa setiap perempuan, di mana pun berada, memiliki akses yang setara terhadap informasi, diagnosis dini, dan perawatan berkualitas untuk kanker ovarium.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam memperingati Hari Kanker Ovarium Sedunia, Dokter Muhammad Iqbal Fauzi dari RS Siloam Semarang mengingatkan agar masyarakat mengutamakan soal pencegahan kanker. “Pencegahan bisa dilakukan dengan perubahan kecil dalam keseharian kita seperti jaga pola makan, olahraga dan lakukan pemeriksaan kesehatan yang teratur dapat membantu mendeteksi kanker ovarium pada tahap awal," katanya dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 13 Mei 2025. 

Sebelumnya, seperti dilansir laman resmi Siloam Hospital, kanker ovarium adalah kondisi medis berupa tumbuhnya sel tak normal dan ganas pada ovarium atau indung telur. Ovarium sendiri adalah organ reproduksi wanita yang berfungsi menghasilkan sel telur, hormon estrogen, dan hormon progesteron.

Penyebab kanker ovarium sendiri hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti. Kendati demikian, terdapat sejumlah faktor risiko kanker ovarium yang perlu diwaspadai penyebabnya. Pertama dalam hal kebiasaan merokok, usia lanjut, ada pula terapi hormon pasca-menopause. Bila pasien memiliki keluarga kandung dengan riwayat kanker ovarium atau kanker payudara, pun perlu mewaspadai penularannya.

Pasien yang mengidap obesitas, endometriosis, atau sindrom Lynch juga perlu waspada dengan penyakit ini. Penyebab lain kanker ovarium adalah menstruasi pertama terjadi pada usia di bawah 12 tahun, hingga belum pernah hamil. Di samping itu, meski jarang terjadi, kanker ovarium juga bisa muncul karena berkembangnya kista ovarium yang tidak ditangani dengan tepat.

Masyarakat juga perlu mengetahui lebih lanjut soal gejala kanker ovarium yang mungkin dirasakan. Pada stadkium awal, gejala yang dirasakan akan lebih samar. Kanker ovarium biasanya baru terdeteksi ketika sudah memasuki stadium lanjut atau sudah menyebar ke organ lain. Beberapa gejalanya adalah perut kembung, cepat kenyang, sakit perut, mual, konstipasi (sembelit). Ada pula gejala lain yaitu perut membengkak, berat badan menurun, sering buang air kecil, sakit di punggung bagian bawah, nyeri saat berhubungan seksual, keluar darah dari vagina, terakhir ada gejala perubahan siklus menstruasi, pada penderita yang masih mengalami menstruasi.

Menurut Laman Alodokter, penting untuk masyarakat segera melakukan pemeriksaan ke dokter jika muncul benjolan di perut atau sering mengalami gejala gangguan pencernaan, seperti perut kembung, cepat kenyang, sakit perut, atau sembelit. Penting untuk diingat, pemeriksaan perlu segera dilakukan bila gejala di atas sudah berlangsung selama 2 minggu. Dokter akan menjalankan pemeriksaan untuk mencari tahu penyebab gejala-gejala tersebut.

Guna mendukung kampanye ini Holywings Peduli yang bekerja sama dengan HW Livehouse dan Tiger Semarang mengajak masyarakat untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga kesehatan sistem reproduksi wanita dalam bentuk seminar dan medical check up massal bagi warga sekitar outlet khususnya warga kelurahan Tanjung Mas pada Ahad 11 Mei. Harapannya semakin banyak masyarakat yang mau melakukan pengecekan sejak dini. Acara ini bertujuan untuk menyadarkan masyarakat bahwa kesehatan sistem reproduksi masih menjadi salah satu masalah penting di bidang kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat. “Kami harap warga bisa termotivasi untuk melakukan cek kesehatan secara rutin,” ujar Komisaris Utama Holywings Group sekaligus Ketua Program CSR Holywings Peduli Andrew Susanto.
 
Salah seorang peserta, Handayani merasa bersyukur ada kegiatan ini. Menurutnya, selama ini ia kurang peduli mengenai kesehatan wanita. Ia berjanji akan membagikan informasi tersebut kepada para anggota keluarganya yang perempuan. "Cek kesehatannya sangat membantu kami. Biasanya sulit melakukan cek kesehatan lengkap seperti ini,” ujar Handayani.

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |