REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri (Wamen) Haji dan Umrah RI Dahnil Anzar Simanjuntak mengungkapkan seleksi yang dilakukan Pemerintah Arab Saudi hingga menetapkan dua perusahaan (syarikah) yang akan melayani jamaah haji Indonesia pada musim haji 1447 H/2026 M. Menurut dia, seleksi tersebut berlangsung secara ketat.
Itu dimulai dengan lebih dari 150 syarikah yang mengikuti lelang. Setelah melalui beberapa tahapan, jumlah itu terus mengerucut hingga menjadi 50 dan 20 syarikah. Selanjutnya, penyaringan menghasilkan empat syarikah. Dari sanalah, hanya dua perusahaan yang akhirnya terpilih.
“Dan itu sudah diumumkan oleh kantor urusan haji Saudi Arabia,” ujar Wamen Dahnil saat jumpa pers di Jakarta, baru-baru ini.
Dua perusahaan yang ditetapkan untuk melayani jamaah haji Indonesia adalah Rakeen Mashariq Al Mutamayizah Company For Pilgrim Service dan Albait Guest. Keduanya diumumkan secara resmi oleh Kementerian Haji dan Umrah (Kemenhaj) RI melalui media sosial, bekerja sama dengan Kantor Urusan Haji KJRI Jeddah.
“Dua perusahaan yang ditetapkan untuk layanan umum (Masyair) Jamaah Haji Indonesia tahun 1447 H/2026 M,” tulis akun resmi Kemenhaj RI.
Keputusan ini sekaligus memangkas jumlah syarikah yang sebelumnya mencapai delapan pada musim haji 2025. Sebelumnya, .Dahnil menegaskan, penetapan hanya dua syarikah menjadi bagian dari upaya pembenahan penyelenggaraan haji.
“Kita tidak akan menggunakan multi syarikah lagi, kemungkinan akan hanya menggunakan dua atau tiga syarikah,” ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga tengah menyiapkan sejumlah inovasi layanan, termasuk memastikan data antre jamaah haji lebih transparan dan akuntabel.
“Kita pastikan data antre jamaah transparan dan akuntabel, kita sedang kaji mempertimbangkan masa tinggal jamaah bisa kurang dari 42 hari untuk menekan biaya,” ucapnya.
Dahnil juga menyebut Kemenhaj akan memperkenalkan manasik kesehatan bagi jamaah, di samping manasik ibadah, agar para calon haji lebih siap secara fisik. “Kita persiapkan manasik kesehatan selain manasik ibadah untuk memastikan jamaah sehat ketika berangkat nanti,” katanya.
Tidak hanya itu, asrama haji juga akan difungsikan lebih luas. Pemerintah berencana menghadirkan Hotel Haji, Klinik Haji, hingga unit usaha lainnya untuk mendukung kebutuhan jamaah sekaligus mengembangkan ekosistem ekonomi haji.
“Asrama haji akan kita fungsikan tidak sekadar penginapan sementara, namun menjadi pusat pengembangan ekosistem ekonomi Haji,” jelas Dahnil.