Kemenhut Siapkan Strategi Hadapi Siklus Karhutla 2027

3 hours ago 4

Petugas Manggala Agni Daops Kota Jambi memadamkan api kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di lahan gambut Desa Gambut Jaya, Muaro Jambi, Jambi, Rabu (30/7/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Wakil Menteri Kehutanan (Wamenhut) Rohmat Marzuki meminta jajarannya segera menyiapkan strategi menghadapi siklus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang diperkirakan meningkat pada 2027 seiring potensi munculnya fenomena El Nino. Ia menegaskan langkah antisipasi harus dimulai sejak sekarang agar pencegahan bisa lebih efektif.

“Kita punya waktu setahun untuk memperkuat antisipasi. Petakan lokasi rawan, ketersediaan air, dan penyebab kebakaran sejak sekarang agar langkah intervensinya lebih tepat,” ujar Rohmat Marzuki saat dikonfirmasi di Jakarta, Sabtu (1/11/2025).

Tidak ada kode iklan yang tersedia.

Menurut dia, fenomena El Nino berpotensi mengurangi curah hujan dan meningkatkan risiko kebakaran seperti yang terjadi pada 2019 dan 2023. “Tahun 2027 akan menjadi ujian besar bagi kita semua. Pengendalian karhutla merupakan tanggung jawab seluruh jajaran Kemenhut,” katanya.

Rohmat juga menekankan pentingnya identifikasi penyebab karhutla di setiap wilayah, termasuk faktor sosial-ekonomi dan indikasi pembakaran lahan secara sengaja. Hasil analisis tersebut, kata dia, dapat menjadi dasar penyusunan kebijakan pencegahan serta permintaan dukungan pemerintah daerah.

Usai meninjau Posko Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Dalkarhut) dan Intelligence Center Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Kehutanan di Jakarta pada Jumat (31/10), Wamenhut mendorong penguatan koordinasi dengan Direktorat Jenderal Pengelolaan DAS dan Rehabilitasi Hutan. Salah satu fokusnya ialah pembangunan embung kecil di lokasi rawan karhutla sebagai sumber air alternatif.

Selain itu, ia menilai penting mengoptimalkan peran Masyarakat Peduli Api (MPA)dalam patroli dan sosialisasi di lapangan. “Kita perlu memperkuat kapasitas dan jumlah MPA, terutama di kawasan yang selama ini rawan karhutla,” ucapnya.

Rohmat juga meminta agar informasi dari Manggala Agni dan MPA dikumpulkan secara rutin untuk menentukan titik patroli dan sosialisasi yang lebih tepat sasaran.

Data Kemenhut menunjukkan, luas hutan dan lahan terbakar secara nasional menurun dari 376 ribu hektare pada 2024 menjadi 213 ribu hektare pada 2025. Jumlah ini jauh lebih rendah dibanding puncak karhutla pada 2015 (2,61 juta hektare) dan 2019 (1,64 juta hektare).

Tahun ini, kebakaran di lahan gambut tercatat 24.212 hektare, sedangkan di lahan mineral mencapai 189.772 hektare.

sumber : Antara

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |