ILUSTRASI Taman Vokasi di kompleks Sekolah Vokasi UI, Depok, Jawa Barat.
REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek) RI mencatat sebanyak 898.792 mahasiswa di Indonesia saat ini menempuh pendidikan tinggi pada jenjang vokasi. Mereka tersebar mulai dari jenjang Diploma I, Diploma II, Diploma III hingga Diploma IV atau Sarjana Terapan.
"Ini berdasarkan data dari pangkalan data pendidikan tinggi Kemendiktisaintek," ujar Staf Khusus (Stafsus) Menteri Diktisaintek, Prof Tjitjik Sri Tjahjandarie, di Padang, Sumatra Barat, Rabu (15/10/2025).
Prof Tjitjik mengatakan, jumlah tersebut tersebar di seluruh Indonesia. Ratusan ribu mahasiswa ini kemudian terwadahi di dalam 5.768 program studi. Secara umum, jumlah mahasiswa yang menempuh pendidikan jenjang vokasi mengalami peningkatan cukup signifikan setiap tahunnya.
"Saya yakin, ini akan semakin banyak berkontribusi pada sumber daya manusia unggul yang terampil," ujar dia.
Jika dilihat sebaran mahasiswa vokasi di seluruh Indonesia, ia menjelaskan, angkanya tersebar hampir di seluruh provinsi. Namun, data yang ada menunjukkan jumlahnya masih terbatas di beberapa provinsi.
Kemendiktisaintek menginginkan agar sebaran tenaga-tenaga terampil tersebut nantinya dapat merata di seluruh wilayah Tanah Air. Sebab, para lulusan akan mengisi berbagai sektor ekonomi dan industri di wilayah masing-masing.
"Harapannya mereka nanti bisa memenuhi kebutuhan industri terutama dalam peningkatan bidang sains dan teknologi melalui sektor pekerjaan maupun pengembangan ilmu pengetahuan," ujarnya.
Ia meyakini lulusan pendidikan tinggi jenjang vokasi siap memberikan dampak nyata pada negara serta termasuk pula bagi wilayah internasional. Apalagi, kekuatan lulusan pendidikan vokasi disiapkan untuk mampu merespons pasar kerja dengan cepat sehingga langsung mengisi kebutuhan industri termasuk teknologi tinggi dan ekonomi hijau.
"Pendidikan vokasi dirancang sangat fleksibel dan praktikal. Ini kombinasi belajar di kelas dan praktik kerja yang utuh sehingga bisa menghasilkan lulusan yang komprehensif," tambahnya.
sumber : Antara