Kafilah Kaltim Raih Juara Umum STQHN XXVII Kendari Sulteng

3 hours ago 2
Kegembiraan Kafilah Kaltim berhasil meraih Juara Umum. (Adpimprov)Kegembiraan Kafilah Kaltim berhasil meraih Juara Umum. (Adpimprov)

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Kafilah Kaltim kembali menorehkan prestasi gemilang dengan meraih Juara Umum Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadits Nasional (STQHN) XXVIII tahun 2025.

Agenda ini dihelat di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Total nilai yang diraih 22 peserta asal Kaltim mencapai 259 poin.

Capaian ini unggul dari 16 provinsi lainnya yang turut berpartisipasi dalam ajang tingkat nasional tersebut.

“Alhamdulillah, ini prestasi yang sangat membanggakan. Kita kembali mengulang kesuksesan sebagai juara umum seperti pada MTQN XXX di Kaltim tahun 2024,” papar Ketua Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an Kaltim, Sri Wahyuni, melalui keterangannya, dinukil Senin (20/10/2025).

Ia menjelaskan, keberhasilan ini buah dari proses panjang pembinaan intensif selama sembilan bulan, dilanjutkan dengan karantina satu bulan penuh menjelang keberangkatan ke Kendari.

Para peserta digembleng tak hanya aspek teknis bacaan dan hafalan, tapi juga kedisiplinan, mental, dan spiritualitas Qur’ani.

Ketua Kafilah Kaltim, Bunyamin, menambahkan para peserta telah ditempa para pelatih profesional, baik dari lokal maupun nasional.

Para pelatih telah berpengalaman di berbagai ajang Musabaqah dan STQ tingkat tinggi.

Selain sistem pembinaan yang solid, keberhasilan ini juga tidak lepas dari sosok pemimpin visioner, Ibu Sri Wahyuni, Sekretaris Daerah Provinsi Kaltim sekaligus Ketua Umum LPTQ Kaltim.

“Dengan keteguhan dan perhatiannya, LPTQ telah berkembang menjadi pusat pembinaan yang hidup, tempat para qari, hafiz, dan da’i muda tumbuh dengan semangat cinta Al-Qur’an,” ujarnya.

Menurut Bunyamin, capaian Kaltim di STQH Kendari 2025 membuktikan prestasi sejati lahir dari proses panjang, kesungguhan, dan ketulusan, bukan semata fasilitas atau status sebagai tuan rumah pada tahun sebelumnya.

“Peserta Kaltim datang bukan hanya mempertahankan gelar, tapi untuk meneguhkan jati diri sebagai ahlul Qur’an sejati — mereka yang berjuang, bersabar, dan berdoa dengan sepenuh hati,” imbuhnya.

Penyerahan Piala Bergilir Juara Umum STQHN XXVIII dilakukan Deputi Bidang Koordinasi Penguatan Karakter dan Jati Diri Bangsa Kementerian PMK RI, Prof. Warsito, kepada Ketua LPTQ Provinsi Kaltim, menandai berakhirnya agenda nasional ini.

Turut mendampingi Kafilah Kaltim dalam penutupan, Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekprov Kaltim M. Sirajuddin, Kepala Biro Kesra Setprov Kaltim Dasmiah, serta jajaran pengurus LPTQ Provinsi Kaltim.

Tara Aqila Humayra. Tara Aqila Humayra.

Tara Aqila, Gadis Kaltim Sabet Juara Karya Ilmiah Hadis Nasional

Tak hanya menjadi Juara Umum, delegasi Kaltim bernama Tara Aqila Humayra, berhasil mengukir sejarah dengan merebut Juara Pertama pada cabang lomba Karya Tulis Ilmiah Hadis (KTIH) putri.

Ini pertama kalinya cabang KTIH dipertandingkan di tingkat nasional, dan Tara langsung membuktikan dominasinya.

Dilaporkan Republika, Tara tak hanya membawa pulang gelar juara, tetapi juga menyumbangkan poin berharga bagi Kafilah Kaltim.

Dengan skor yang mengesankan, ia menunjukkan kemampuan luar biasa dalam menulis, mensyarah, dan mempresentasikan ide-ide ilmiahnya tentang hadis dengan cara yang relevan dengan isu-isu terkini.

Perjalanan Tara menuju puncak tidaklah mudah.

Ia harus melewati tiga tahapan ketat dan mengungguli 25 wakil dari provinsi lain. Di babak penyisihan, ia menulis makalah ihwal "Digital Free Family Hour: Upaya Mengatasi Loneliness Epidemic Akibat Kesibukan Orang Tua".

Lalu, di semifinal, ia memukau para juri dengan judul "Ketahanan Pangan Islami: Mewujudkan Food Estate Berkeadilan dan Good Handling Practice yang Berkah", yang membawanya ke babak final.

Di babak pamungkas, Tara harus mempresentasikan dan mempertahankan tulisannya di hadapan sembilan Dewan Hakim yang hampir semuanya bergelar profesor.

Salah satu pertanyaan menggelitik datang dari Prof. Ahmad Rofiq dari UIN Semarang, "Seandainya Anda menjadi Menteri Pertanian, langkah apa yang akan Anda lakukan untuk memperkuat ketahanan pangan di Indonesia?"

Dengan tenang dan sistematis, Tara menjawab akan menerapkan skema Hexa Helix, sebuah kolaborasi optimal antara pemerintah, akademisi, masyarakat, dunia usaha, media, dan lembaga sosial.

Jawaban cerdas itu membuat Prof. Rofiq berkelakar, "Anda layak jadi menteri pertanian, tinggal nunggu nasib aja," yang disambut tepuk tangan meriah dari penonton di Aula Kantor Kemenag Sulawesi Tenggara.

Kemenangan Tara menjadi bukti bahwa santri dan pesantren mampu melahirkan gagasan inovatif dan menjawab tantangan zaman.

Tara Aqila Humayra, dikenal sebagai gadis yang marah senyum ini perwakilan dari Kalimantan Timur. Lahir di Jakarta 2 Juni 2005, dara muda ini membuktikan semangat belajar dan ketekunan mampu menghasilkan karya yang berbuah prestasi nasional.

Saat ini, Tara tengah menempuh pendidikan tingginya di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta melalui jalur beasiswa khusus Pondok Pesantren UII.

Ia tercatat sebagai mahasiswi di Fakultas Agama Islam (FAI) Prodi Ekonomi Islam.

Kombinasi antara tradisi pesantren dan kecerdasan akademik di perguruan tinggi telah menempa Tara menjadi sosok yang tidak hanya menguasai hafalan, tetapi juga memiliki kemampuan berpikir kritis dan sistematis dalam mengkaji ajaran Islam.

Ia secara khusus menuturkan apresiasi yang mendalam kepada kedua orang tuanya.

"Prestasi ini saya persembahkan untuk keluarga, terutama Ayah dan Bunda yang tidak pernah lelah memberikan doa dan dukungan, terima kasih juga untuk para ustadz dan pelatih yang telah memberikan ilmunya" ujar Tara dengan senyum khasnya.

Ia juga menyampaikan terima kasih kepada untuk LPTQ. "Terima kasih yang tak terhingga kepada LPTQ Kalimantan Timur yang telah memberikan gemblengan secara intensif, sehingga mampu meningkatkan kemampuan menulis saya dan akhirnya bisa meraih prestasi ini," imbuhnya.

Tara juga menyampaikan terima kasih kepada institusi pendidikannya di Yogyakarta.

"Saya juga berterima kasih kepada Fakultas Agama Islam dan Prodi Ekonomi Islam UII, serta Pondok Pesantren UII yang telah memberikan izin dan dukungan penuh untuk berlatih serta mengikuti event nasional dua tahunan ini. Mereka adalah pilar yang memungkinkan saya fokus berkompetisi," tutupnya.

Keberhasilan Tara di STQH Nasional ini tidak hanya mengangkat nama Kalimantan Timur di cabang karya tulis ilmiah hadis. Melainkan juga menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia.

Tara berhasil menunjukkan ilmu pengetahuan dan agama dapat berjalan beriringan untuk menciptakan kontribusi nyata melalui gagasan akademik.

Yan Andri

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |