Jenis Energi Terbarukan yang Potensial Diterapkan di Indonesia

5 hours ago 4

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia memiliki potensi dalam pengembangan energi terbarukan (EBT), dengan estimasi total kapasitas mencapai lebih dari 443 gigawatt (GW). Potensi ini berasal dari berbagai sumber daya alam yang tersedia secara melimpah, seperti sinar matahari, angin, laut, panas bumi, serta biomassa. Meskipun demikian, pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia saat ini masih belum mencapai tingkat optimal.

Energi terbarukan merupakan jenis energi yang berasal dari proses alam yang dapat terisi kembali dalam waktu relatif singkat dan tersedia secara berkelanjutan. Sumber energi ini juga dikenal lebih ramah lingkungan karena dapat membantu menurunkan tingkat emisi karbon serta mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil yang tidak dapat diperbarui.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berikut ini adalah enam jenis energi terbarukan yang dinilai memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia berdasarkan kondisi geografis dan ketersediaan sumber daya alam.

1. Energi Pasang Surut

Energi pasang surut berasal dari perubahan ketinggian air laut yang terjadi secara periodik akibat pengaruh gravitasi bulan dan matahari. Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan garis pantai yang panjang dan banyak selat sempit, memiliki kondisi geografis yang mendukung pemanfaatan energi ini.

Terdapat dua jenis pemanfaatan energi pasang surut, yaitu melalui perbedaan ketinggian air laut dan arus pasang surut. Namun, hingga saat ini, energi pasang surut belum dikembangkan secara komersial di Indonesia.

2. Energi Angin

Energi angin dihasilkan dari gerakan udara yang dapat dikonversi menjadi energi listrik menggunakan turbin angin. Indonesia memiliki sejumlah wilayah dengan potensi angin yang cukup baik, terutama di daerah pesisir dan wilayah timur.

Salah satu contoh penerapannya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTBayu) Samas di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kendati demikian, skala pemanfaatan energi angin di Indonesia masih terbatas dan belum tersebar luas di seluruh wilayah potensial.

3. Energi Matahari

Energi matahari atau energi surya merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang paling mudah diakses di Indonesia karena negara ini terletak di garis khatulistiwa, sehingga menerima intensitas sinar matahari yang tinggi sepanjang tahun.

Energi ini dapat dimanfaatkan melalui sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Beberapa PLTS yang telah beroperasi antara lain berada di Karangasem (Bali), Raijua, Nule, dan Solor Barat (Nusa Tenggara Timur). Meskipun potensinya besar, kapasitas terpasang energi surya di Indonesia masih relatif kecil dibandingkan dengan total potensi yang ada.

4. Energi Gelombang Laut

Energi gelombang laut berasal dari pergerakan permukaan laut yang diakibatkan oleh angin dan arus laut. Sebagai negara maritim yang terletak di antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik, Indonesia memiliki peluang besar untuk memanfaatkan energi ini. Namun, teknologi untuk menangkap energi dari gelombang laut masih dalam tahap penelitian dan pengembangan, sehingga belum banyak dimanfaatkan dalam skala pembangkitan listrik.

5. Energi Biomassa

Energi biomassa diperoleh dari bahan organik yang berasal dari limbah pertanian dan perkebunan. Di Indonesia, sumber biomassa meliputi sisa tanaman seperti padi, kelapa sawit, kopi, cokelat, dan kayu akasia. Energi ini dapat diubah menjadi listrik melalui sistem Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm).

Penggunaan biomassa juga berkontribusi terhadap pengelolaan limbah dan peningkatan nilai tambah dari sektor pertanian. Walaupun potensinya besar, pengembangan PLTBm masih menghadapi tantangan dalam hal distribusi bahan baku dan infrastruktur pendukung.

6. Biofuel (Bahan Bakar Hayati)

Biofuel merupakan bahan bakar yang dihasilkan dari sumber hayati seperti tanaman berkarbohidrat tinggi (contohnya tebu dan sorgum) dan tanaman penghasil minyak nabati (seperti jarak, kelapa sawit, dan ganggang). Biofuel tersedia dalam bentuk padat, cair, maupun gas, dan dapat digunakan sebagai alternatif pengganti bahan bakar fosil.

Indonesia telah memulai produksi biofuel, terutama dalam bentuk biodiesel yang berasal dari minyak kelapa sawit. Namun, pengembangan biofuel dalam bentuk lain masih memerlukan dukungan kebijakan dan teknologi yang memadai.

Rindi Ariska dan Angelina Tiara Puspitalova berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |